[Journey to Islam ; 25 Oct 2003 ; www.swaramuslim.net]
Ia belum
lama mengenal Islam. Bekas pendeta Kristen Ortodoks ini berani mengambil sikap
& menentukan pilihan. Islam. Ia, menemukan jawaban segala
pertanyaan - yang rasional & logis, melalui Al-Quran. Itulah pengalaman
spiritual Craig Abdurrohim Owensby.
Kristen Ortodoks Amerika, kini tinggal di Jakarta, Indonesia. Asli Amerika Serikat & tumbuh dalam nilai-nilai Kristen fanatik. Kini, malahan aktif dakwah & syiar Islam ke beberapa kota besar di Indonesia. Seperti Jakarta & Bandung.
Di Semarang, menurut rencana, atas prakarsa Majelis Pengajian Interaktif Qolbun Salim Jawa Tengah, mantan pendeta itu akan mengisi pengajian rutin gratis bapak-bapak. Di Ruang Borobudur Hotel Graha Santika, 21 Mei 2003, mulai 18.30 WIB.
Humas Qolbun Salim, Ir. Didiek Hardiana Prasetya, pada pengajian interaktif
tersebut Craig akan menyampaikan pengalamannya meninggalkan Kristen. Mualaf yang dikenal sebagai penemu & pengembang Al-Quran Seluler ini, akan
memaparkan logika-logika ayat-ayat suci AlQuran & hadis Nabi.Kristen Ortodoks Amerika, kini tinggal di Jakarta, Indonesia. Asli Amerika Serikat & tumbuh dalam nilai-nilai Kristen fanatik. Kini, malahan aktif dakwah & syiar Islam ke beberapa kota besar di Indonesia. Seperti Jakarta & Bandung.
Di Semarang, menurut rencana, atas prakarsa Majelis Pengajian Interaktif Qolbun Salim Jawa Tengah, mantan pendeta itu akan mengisi pengajian rutin gratis bapak-bapak. Di Ruang Borobudur Hotel Graha Santika, 21 Mei 2003, mulai 18.30 WIB.
"Tema dakwah menyangkut sikap & pilihan terbaiknya dalam hidup & kehidupan, Islam Jalan Hidupku," kata Didiek Humas Panitia Penyelenggara. Interaksi pembicara & jamaah, Qolbun Salim juga menghadirkan kiai kondang, penyair KH Mustofa Bisri. Pengasuh Ponpes Raudlatut Talibien, Leteh, Rembang. Mengupas mualaf segi religi & budaya.
Siapakah Craig Abdurrohim Owensby? Mualaf yang dekat & bergabung dai kondang di syiar Islam. Dengan Alquran Seluler, adalah anak kembar pasangan Wolter Owensby & Susan Owensby menjadikan Alquran hidup, termasuk di Amerika Serikat. Craig lahir di Chicago, Illinois, AS, 1961. Saudara kembarnya, Marc Owensby, saat ini masih di Paman Sam.
Bagaimana sampai mualaf, meninggalkan Kristen?
"Allah SWT membimbing saya," kata MBA 1991 University of Wisconsin, Madison.
Pindah agama, hanya soal waktu saja. Bersama Allah SWT, proses itu berjalan. Craig mengaku sudah akrab istilah-istilah Islam. Saat subuh, sekitar 04.30 WIB, tak biasanya dia terbangun.
"Sungguh menakjubkan," katanya. Saat itu, ketika keluar kamar, dia melihat salah 1 anak asuhnya sedang salat subuh, khusyuk. Tertegun. Sejenak dia memandangi anak itu, & mengaku tersentuh.
"Anak kecil kok disiplin terhadap agamanya? Kenapa harus salat? Lalu saya serius mengambil & mempelajari buku Karen Armstrong berjudul The Life of Muhammad. Buku itu sangat bagus, meski penulisnya bukan muslim," ujar lulusan Master of Theology pada Princeton Theological Seminary, Princeton, di New Jersey (1991) tersebut.
Sejak itu, Craig belajar salat & Islam. Akhirnya memutuskan & jalan hidupnya, Islam. "Saya mau mengucap kalimat syahadat," ujarnya. Tekadnya bulat. Dia ke pengajian di Kemang, pengajian khusus bule.
Oleh Ustad Rickless, disuruh membaca buku hadis yang sangat besar. Craig agak bingung; kenapa harus ada hadis? Kenapa saya harus membacanya? Bukankah Al-Quran sudah sempurna?
"Ustad Rickless bilang, saya harus tetap membacanya. Akhirnya saya baca hingga dapat mengerti, hadis itu penting. Saya pun sudah ke action sebagai muslim yang benar. Salat 5 waktu.
Walaupun belum syahadat, saya pernah mengatakan kepada beberapa kolega pada Desember 1998, saya akan masuk Islam. Itu setelah kali sekian kembali ke Jakarta," papar ustad bule yang menikahi gadis Sunda, Lilis Fitriyah (24), pada 4 Agustus 2002 itu.
Kisah Craig & pandangan tentang Alquran, bisa disimak dalam pengajian Qolbun Salim mendatang.(Nana Swarasama-60t)
Menyabet MBA & bekerja di sejumlah perusahaan prestisius di Amerika Serikat, serta menikmati kesenangan duniawi, tak membuat Craig Abdurrohim Owensby bahagia. Bathinnya hampa. Butuh pencerahan rohani sebagai pengimbang.
Setelah bertahun-tahun merintis karir, Craig memutuskan belajar Injil, teologi, & keislaman di Princeton Theological Seminary, Princeton, NJ. Beberapa tahun kemudian menjadi pendeta mengikuti jejak ayah. Pendeta Katolik di gereja di New York dengan 6.000 pengikut.
Sukses sebagai pendeta, kebahagian & ketenangan yang diidambakan belum berpaling. Craig justru kian resah dengan konsep ketuhanan Yesus. Pengetahuan yang ia miliki tak percaya Isa Tuhan.
"Injil menjelaskan Isa adalah tuan, bukan Tuhan," katanya.
Suatu hari tak sengaja perhatiannya tertuju pada kawannya bernama Nashir, yang tergabung sepakbola Pakistan. Nashir berbeda dengan anggota tim lainnya, yang lebih pintar, disiplin, & baik. Nashir mencerminkan Muslim sebenarnya. Hal ini membuatnya tertarik Islam.
Lama merenung, Craig pun mempelajari Islam lebih intensif & berhenti sebagai pendeta. Kesibukannya diisi bisnis, serta mendalami Islam otodidak. Hidayah Allah akhirnya datang, di Indonesia 1997. Craig menetap di Muarabaru, Jakarta Utara.
Di tempat itu, dia menemui hal yang sangat menyentuh batin. Craig tertarik kehidupan anak-anak Muslim. Walau miskin, mereka hidup penuh kesederhanaan & tetap mampu tampil bersih serta bahagia. Dia teringat masa kecilnya ketika masih bersama orang tuanya di Meksiko & Kolumbia.
Ia menyaksikan anak-anak Katolik di sana hidup penuh kekerasan, miskin, & kotor. Tak ada cerminan ketenangan & kedamaian hidup. Craig merasakan kedua hal itu memberinya inspirasi. Mengetahui & mempelajari Islam.
Proses pencarian kebenaran Islam terus dilakukan. Sampai Mei 2001 mengikrarkan diri menjadi Muslim di Pengajian Rahmania, Kuningan. Atas bimbingan Ustadz Rikza Abdullah.
"Saya ingin menjadi orang yang tahu kebenaran. Saya bersedia menjadi Muslim karena ingin kebenaran. Bisa saja kebenaran itu menyusahkan, tapi saya percaya dengan kebenaran itu,".
Sejak itu, Craig yakin Al-Quran: manusia dilahirkan suci & menjadi khalifah di dunia.
"Saya sekarang telah menjadi khalifah bagi Allah. Awalnya saya Islam hanya dengan membaca, berpikir, & berbicara, tapi belum mempraktekkan. Sekarang saya memutuskan untuk menjalankan Islam secara serius."
Meski serius Islam, mualaf ini masih harus 'berjuang' menjadi Muslim sebenarnya. Tak biasa bangun pagi. Harus shalat Subuh ketika masih tertidur.
Ia bersyukur menaklukkan ego. Shalat Subuh baik tolok ukur shalat wajib yang lain.
"Pertama kali shalat Subuh saya sangat puas & senang. Setelah itu shalat-shalat yang lain menjadi enteng."
Rupanya Craig belum merasa menjadi Muslim kaffah sebelum mendakwahkan Islam. Ada 2 fase yang, menjadi Muslim & berdakwah. Kini ia fase kedua sambil berbisnis.
"Bisnis saya Alquran Seluler, tapi ini bukanlah pure bisnis karena investasinya cukup besar & keuntungan finansialnya kecil sekali," jelas Craig.
Baginya hal itu tak masalah karena konsep awalnya adalah berdakwah. Ia pun tidak memperkenalkan bisnisnya itu kepada masyarakat secara jor-joran, tapi perlahan-lahan dari mulut ke mulut.
Craig berdakwah dengan konsep Alquran Seluler-nya. Konsep itu memberikan layanan belajar & memahami Al-Quran & Hadis Nabi melalui sistem short massage system (SMS).
Respons masyarakat bagus. Konsep sejak Juli 2000 ini, telah memiliki jamaah Alquran Seluler hingga 70 ribu orang di seluruh Indonesia. Al-Quran Seluler memberikan cara mengatur gaya hidup Muslim on-the-go yang pusatnya adalah kajian harian (6 menit per hari, berupa 1 menit terjemahan Alquran, 3 menit pesan penceramah, & "bonus" 2 menit murotal ayat suci bahasa Arab). Craig mengajak Muslim mengkaji Al-Quran bersama penceramah Indonesia.
Mulai di hari pertama Surah Al Fatihah & khatam setelah 3 tahun, Surah An Naas. ''Komitmen saya menjadikan orang Muslim yang sesibuk apa pun bisa mempelajari Al-Quran,'' ujar Craig yang lancar berbahasa Indonesia.
Ini proyek pertama di dunia, menjadikan Muslim Indonesia contoh yang baik bagi Muslim dunia. Dalam program ditampilkan 4 dai kondang Indonesia, KH Abdullah Gymnastiar, Arifin Ilham, Didin Hafidhuddin, & Ihsan Tanjung.
Kini, keinginan kaum Muslim pengguna telepon maupun handphone yang ingin belajar Al-Quran maupun mendengarkan ceramah agama dapat terpenuhi. Terutama di: Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Balikpapan, Medan, & Makassar. Yang berminat mendaftar SMS ke 081 193 4209 atau telepon 021-7883 1001.
Craig yakin sarana dakwahnya bermanfaat, karena tak membeda-bedakan. "Sebagai gerakan Qurani, program dakwah ini saya jadikan sarana berkompetisi dengan evangelis. Kita harus mempunyai umat yang kuat iman & lebih baik dari umat non-Muslim."
Craig berangan-angan menerapkan program Alquran Seluler ke negara lain. "Insya Allah teknologi Alquran Seluler akan kami terapkan juga ke seluruh dunia, antara lain ke Brunei, Malaysia, Bahrain, Jordan, & Mesir."
Dia berharap suatu saat pembelajaran agama Islam melalui telepon seluler bisa dikembangkan di negara kelahirannya, Amerika Serikat. [usdy nurdiansyah/sam]
---------------------------------------
Biodata
Nama lengkap: Craig Abdurrohim Owensby
Kelahiran: Chicago, AS, 1961
Pendidikan: University of Wisconsin, Madison, 1980 - 1985 Bachelor of Science
University of Wisconsin, Madison, 1985 - 1986 Master of Business Administration
Princeton Theological Seminary, Princeton, NJ, 1989 - 1991 Master of Theology
Jabatan: President Director, PT Spotcast Consulting Alquran Seluler Service (www.alquraseluler.com) 2002, Spotcast Communications, Inc. (www.spotcast.net) 1998, Asatel Communications, Pte. Ltd 1997, IXCell Incorporated 1995, Additech, Inc. 1993, Springs Industries, Inc. 1986.
Ayah: Walter Owensby
Saudara: Brian (kakak), Marc (kakak kembaran), Lauren (adik)
Istri: Lilis Fitriyah
Anak: Sarah Zata Amani Owensby
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi