Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, & tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); & janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-An’am 6:141]
Secukupnya. Allah berfirman, “Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan &
minumlah, & janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-A’raf 7:31]
Sikap
berlebihan dalam urusan agama, disebut ghuluw.
Rasul bersabda, dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya: ”Hendaklah kalian makan & minum & bersedekah tanpa berlebihan & sombong. Sesungguhnya Allah menyukai melihat nikmatNya pada hambaNya yang diberi nikmat”. [HR al-Hakim]
Rasul bersabda, dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya: ”Hendaklah kalian makan & minum & bersedekah tanpa berlebihan & sombong. Sesungguhnya Allah menyukai melihat nikmatNya pada hambaNya yang diberi nikmat”. [HR al-Hakim]
Sikap
ghuluw dalam beragama pun dilakukan Ahli
Kitab. Yahudi & Nasrani, Taurat & Injil.
Berlebihan. Allah berfirman, “Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan
cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) &
mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), & mereka tersesat dari jalan
yang lurus."”
[Al-
Maidah 5:77]
Untuk itu, cara yang paling
tepat adalah beragama dengan mengikuti petunjuk Ilahi, bagi semua manusia.
Petunjuk yang telah disampaikan melalui nabinya terakhir, Muhammad. Agar
terhindar dari jalan yang sesat. Demi keuntungan diri manusia itu, mendapat
rahmat yang besar dari Allah. Surga!
Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu memberat-beratkan dirimu
sendiri, sehingga Allah Azza wa Jalla akan memberatkan dirimu. Sesungguhnya
suatu kaum telah memberatkan diri mereka, lalu Allah Azza wa Jalla memberatkan
mereka.
Sisa-sisa mereka masih dapat kamu saksikan dalam biara-biara &
rumah-rumah peribadatan, mereka mengadakan mengada-adakan rahbaniyyah
(kerahiban) padahal Kami tidak mewajibkannya atas mereka.” [HR. Abu Dawud]
Sikap taklid, ikut tanpa
kendali ilmu, punya andil dalam sikap beragama yang ghuluw. Yang bisa melahirkan
fanatisme buta & sempit. Kadang ‘mendewakan’ guru, guru selalu benar, guru
sakti, guru keramat & lainnya. Muslim, harusnya taat pada Allah saja.
Mengikuti Quran & Sunah Rasul.
Ikut nenek moyang. Allah berfirman, “Apabila
dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah &
mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami
dapati bapak-bapak kami mengerjakannya".
Dan apakah mereka akan mengikuti
juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
apa-apa & tidak (pula) mendapat petunjuk?” [Al-Maidah 5:104]
Penyebab ghuluw lain, dari sikap mengikuti nafsu. Nafsu yang tidak
dikendalikan iman & ilmu, menyeret pada ghuluw.
Siapa yang mengikuti nafsu, akan sesat.
Ikuti Allah. Allah berfirman, “& hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, & janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
Ikuti Allah. Allah berfirman, “& hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, & janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah
diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah),
maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” [Al-Maidah
5:49]
Hidup sehat lahir batin, dunia
akhirat adalah hidup yang mau ditata Allah. Pemilik alam semesta & isinya.
Ditata melalui firman-firmanNya. Siapapun yang mengikutinya, insya Allah akan
menemukan kelezatan & kedamaian hidup. Inilah sikap hidup wasathan, pertengahan.
Umar bin Khatab berpesan, “Hati-hati kamu dengan kenyang –berlebihan- dalam makan & minum. Sesungguhnya hal demikian bisa merusak diri, mewariskan penyakit & membuat malas untuk mengerjakan shalat.
Umar bin Khatab berpesan, “Hati-hati kamu dengan kenyang –berlebihan- dalam makan & minum. Sesungguhnya hal demikian bisa merusak diri, mewariskan penyakit & membuat malas untuk mengerjakan shalat.
Hendaklah
kalian bersikap tengah –sederhana- dalam makan & minum, karena hal itu akan membuat sehat tubuh &
jauh dari berlebihan. Allah swt sangat membenci pemimpin yang gemuk –kenyang-.
Sesungguhnya,seseorang tidak akan binasa sampai dia mendahulukan ajakan syahwatnya daripada ajakan agamanya.”
Sesungguhnya,seseorang tidak akan binasa sampai dia mendahulukan ajakan syahwatnya daripada ajakan agamanya.”
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi