Jokowi
meninjau warga korban banjir di Pluit. Banyak warga yang memilih bertahan di
rumahnya meski banjir semakin tinggi. Saat Jokowi mengajak untuk pindah, warga hanya melambai-lambaikan tangan.
"Ya sudah saya putar sampai malam kemarin, terus nggak mau pindah malah
dadah-dadah. Mereka teriak, Pak Jokowi, Pak Jokowi sambil dadah-dadah
gitu," ujar Jokowi sambil menirukan lambaian tangan warga Pluit, di Balai
Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2013).
Jokowi akan memilih proposal mengatasi banjir yang berteknologi. Bagi dia, diperlukan
terobosan berani untuk mengatasi banjir yang menelan kerugian hingga Rp 20
triliun ini. (aan/nrl)
KOMENTAR
“Sesungguhnya
bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua
buah kebun di sebelah kanan & di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan):
"Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu &
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik &
(Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
“Tetapi
mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar &
Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon)
yang berbuah pahit, pohon Atsl & sedikit dari pohon Sidr.” (Saba 34:15-16)
“Jika
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman & bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit & bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (Al-Araf 7:96)
Jadi,
selain solusi teknologi, pak Jokowi (& semua pemimpin) mengajak warganya
untuk beriman, bertaqwa & banyak bersyukur. Kalau hanya akal, sampai mana
batasnya, berapa biayanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Mudah bagi Allah ‘mengirimkan’
air, seberapapun banyaknya.
Kalau
taat, insya Allah akan diberkahi. Hidup tenang, tenteram. Tidak rugi harta
benda atau nyawa. Contoh kejadian sudah banyak, hanya yang berakal yg mengambil
pelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi