[QD SSugema; http://www.facebook.com/notes/kisah-muallaf]
[www.facebook.com/notes/kisah-muallaf] |
[Baris demi baris kalimat kitab 500-an halaman yang
dibacanya hanya menyisakan 1 kesan di benak: kagum.
Dan kekaguman yang
bercampur rasa ingin tahu itu, menjadi 1 alasan Brent Lee Graham 'mencuri' buku itu dari
perpustakaan kampusnya.
Desain sampul yang eksotis, buku berbahasa Inggris itu
lebih dari sekadar menarik bagi Brent. Selain menyajikan cerita indah
para nabi, juga berisi kisah mengagumkan, yang tak banyak ia
ketahui.
“Saat itu aku
baru berusia 17 tahun,” Brent mengawali kisahnya pada Republika. Di sebuah
pusat perbelanjaan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.]
Semua berawal dari perenungannya tentang kematian. Brent mengubah
namanya menjadi Isa Graham itu, masih mengingat jelas 2 peristiwa yang membuka
matanya tentang kematian.
Masa mudanya, akrab dengan musik membuat Brent dekat dengan
pesta. Dan pesta pada malam itu berbeda.
“Aku terus
mengingatnya hingga sekarang,” ujar pria yang pernah belajar di
sekolah musik itu.
Malam itu, sebelum memasuki rumah tempat pesta digelar, Brent
melihat beberapa orang membawa keluar sesosok tubuh lunglai seorang pemuda mabuk.
Pemuda itu lalu diletakkan di salah satu sisi halaman rumah, & ditinggalkan
bersama mereka yang lebih dulu tak sadarkan diri karena alkohol. Tak ada
pertolongan, tak ada obat-obatan.
“Aku berpikir,
bagaimana jika mereka mati?” ujarnya.
Brent tak dapat membenarkan apa yang baru dilihatnya. Terlebih,
ketika ia berharap ada sedikit kepedulian di sana, Brent justru mendapati
sebaliknya.
“Beberapa orang
yang baru datang ke pesta berlalu begitu saja saat melewati mereka yang
tergeletak di halaman. Itu menyedihkan,” katanya.
Terhenyak, Brent mendengar teriakan dari dalam rumah,
memanggilnya. Teman-temannya meminta Brent masuk & memainkan musik untuk
mereka. Brent masuk dengan pertanyaan menghantuinya.
“Jika aku
mengalami hal menyedihkan seperti orang-orang yang ada di halaman itu &
kemudian mati, apakah mereka akan memikirkan keadaanku?”
Keesokannya, sebuah peristiwa lain kembali menghentak hati Brent.
Memaksanya merenungi segala hal dalam hidupnya.
“Seorang dosen mendatangi kelasku & membawa berita kematian
salah seorang teman sekelas kami,” kenangnya. Brent terguncang.
Ia semakin teguncang mengetahui teman sekelasnya itu meninggal
karena heroin. Brent menjelaskan, semua orang di kampus tahu teman mereka yang
baru meninggal itu tak pernah menggunakan heroin.
“Dan ia
meninggal pada percobaan pertamanya menggunakan obat terlarang itu,” Isa
menghela nafas. “Hidup begitu singkat.”
Perasaan takut menyergap Brent. Dan remaja 17 tahun itu mulai
memikirkan kehidupannya, juga kematian yang ia tahu akan menghampirinya.
Brent memiliki seorang Ibu yang menjadi pengajar Injil, &
menyekolahkan Brent di sebuah sekolah Injil.
“Aku mengetahui
isi kitab suciku. Dan karenanya, aku banyak bertanya tentang agamaku,” kata Brent.
Brent tahu, nabi-nabi yang diutus jauh sebelum Yesus lahir
menyampaikan ajaran yang sama, yakni tauhid.
“Pun Yesus.
Dalam Injil dijelaskan bahwa ia menyerukan tauhid. Dan itu bertentangan dengan
konsep Trinitas yang diajarkan gereja,” ujarnya.
Siang itu, saat membaca terjemahan Al-Quran di perpustakaan
kampus, Brent dikejutkan sebuah ayat. Yesus bukanlah anak Tuhan.
“Ayat itu
seolah menjawab keraguanku tentang Trinitas,” katanya.
“Wahai Ahli
Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, & janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra
Maryam itu, adalah utusan Allah & (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, & (dengan tiupan) roh dari-Nya.
Maka
berimanlah kamu kepada Allah & rasul-rasul-Nya & janganlah kamu
mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai
anak, segala yang di langit & di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah
sebagai Pemelihara.” [An-Nisa’ 4:171]
Brent mencuri Al-Quran itu dari perpustakaan. Dan mulai
berinteraksi dengan Al-Quran. Keterkejutan terbesar muncul saat ia membaca
ayat-ayat tentang Yesus. “Al-Quran memuat cerita tentang kelahirannya yang
menakjubkan, tentang ibunya yang mulia, juga keajaiban yang tidak diceritakan
dalam Injil, ketika dari buaian ia membela kehormatan ibunya.”
Penemuan hari itu membawa Brent pada sebuah misi pembuktian.
“Aku bertekad
menemukan pernyataan Injil yang akan mampu menjawab pernyataan Al-Quran”.
Dan Brent menemukannya! Sayang. Jawaban itu sama sekali tak
mendukung doktrin agamanya. Justru membenarkan Al-Quran.
Dalam Injil Yohanes 3:16 misalnya, tulis Brent dalam artikel “My
Passion for Jesus Christ” (muslimmatters.org), disebutkan tentang anak Tuhan &
kehidupan abadi bagi siapapun yang mempercayainya.
“Jika kita
terus membaca, kita akan bertemu Matius 5:9 atau Lukas 6:35 yang menjelaskan
bahwa sebutan ‘anak Tuhan’ tidak hanya untuk Yesus,” katanya.
Brent menambahkan, baik dalam teks Perjanjian Baru & juga
Perjanjian Lama, Injil menggunakan istilah “anak Tuhan” untuk menyebut orang
yang saleh.
“Dalam Islam,
kita menyebutnya muttaqun (orang-orang yang bertakwa),” jelas Isa.
Dalam pencarian yang semakin dalam, Brent menemukan, ayat
terbaik yang dapat membuktikan doktrin trinitas telah dihapuskan dari Injil.
“Ayat itu dulu
dikenal sebagai Yohanes 5:7, & kini secara universal diyakini sebagai
sebuah ayat sisipan yang penah secara sengaja ditambahkan oleh gereja,” terang Isa.
Kemudian ia menguraikan hasil penelitian profesor peneliti Injil
asal Dallas, Daniel B. Wallace,
tentang ayat tersebut.
Dari The New Encyclopedia Britannica yang dibacanya, Brent menemukan
pula bahwa tidak satupun doktrin dalam Perjanjian Baru, termasuk kata Trinitas
ataupun perkataan Yesus sekalipun, bertentangan dengan pengakuan Yahudi tentang
ketauhidan yang disebutkan dalam Perjanjian Lama (Injil Ulangan 6:4).
Brent berkesimpulan, bukan Yesus ataupun para pengikutnya yang
mengajarkan Trinitas.
“Dan mereka
yang mengajarkan Trinitas menambahkan keyakinan yang dibuat-buat ke dalam
Injil?” ia bertanya, sekaligus menjawab pertanyaan yang muncul di
otaknya.
Setelah mencapai kesimpulan yang sulit diterimanya itu, ia
menemukan sebuah peringatan dalam Injil Perjanjian Lama.
“… jika
seseorang menambahkan (atau mengurangi) sesuatu kepada perkataan-perkataan ini,
maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam
kitab ini.” (Wahyu 22:18-19)
“Ayat itu
senada dengan pernyataan Al-Quran,”
“Maka
kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya: ‘Ini dari Allah’, (dengan maksud) memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi
mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, &
kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” [Al-Baqarah
2: 79]
Pertanyaan dalam otak Brent belum tuntas. Ia kembali
bertanya-tanya,
“Jika Injil &
Al-Quran sama-sama memastikan Yesus bukanlah seorang anak Tuhan, lalu siapa
dia?”
Lagi-lagi, Brent menemukan banyak kesepakatan antara Injil &
Al-Quran. Melalui ayat masing-masing, kedua kitab yang diselaminya itu
menegaskan kenabian Yesus.
“Yesus diutus
untuk menyeru umatnya pada keesaan Tuhan, sebagaimana dilakukan para nabi &
rasul sebelumnya.”
Persoalan agama itu menjadikan Brent semakin kritis. Menggiringnya
pada berbagai pertanyaan besar tentang agamanya. Ia mempelajari berbagai agama
lain.
“Aku mencari
tahu tentang beberapa agama, aku mempelajari paganisme, & aku tertarik pada
Islam.”
Di mata Brent kala itu, Islam agama sempurna.
“Aspek ekonomi,
pemerintahan, semua diatur dengan baik dalam Islam. Aku kagum pada cara Muslim
memperlakukanku, & aku sangat kagum pada bagaimana Islam meninggikan
derajat perempuan.”
Brent pun menyatakan keinginannya masuk Islam pada seorang teman
Muslimnya.
“Sayang, ia
memberitahuku bahwa aku tak bisa menjadi Muslim, hanya karena aku dilahirkan
sebagai Kristen. Karena tak mengerti, aku menerima informasi itu sebagai
kebenaran,” sesalnya.
Bagi pemuda kebanyakan di Australia, bisa jadi kehidupan Brent
nyaris sempurna. Ia mahir memainkan alat musik, menjadi personel kelompok band,
& popular. Ia bisa berpesta sesering apapun bersama teman-teman yang
mengelukannya.
“Namun aku
tidak bahagia dengan semua itu. Aku tak tahu mengapa.”
Namun terlepas dari kondisi tidak membahagiakan itu, Brent
sangat mencintai musik. Ia mempelajari musik, memainkannya, mengajarkannya, &
menjadi bahagia dengannya. Hingga ia berfikiran bahwa musik adalah agamanya,
karena mampu membuatnya bahagia.
Tanpa agama yang menenangkan hatinya, Brent seolah terhenti di
sebuah sudut dengan banyak persimpangan. Perhentian itu membangunkannya di
sebuah malam.
“Aku
berkeringat & menangis. Aku sangat ketakutan sambil terus bergumam ‘Aku
bisa mati kapanpun’,” tuturnya.
Dengan keringat & air mata itu, Brent memanjatkan doa.
“Aku meminta
pada semua Tuhan; Tuhan umat Kristen, Tuhan umat Islam, Tuhan siapapun, karena
aku tak yakin harus meminta pada salah satu diantaranya.”
“Tuhan, aku
teramat sedih & gundah & tak tahu bagaimana menyelesaikannya. Tolong,
beri aku isyarat, beri aku petunjuk, beri aku jalan keluar,” Brent mengutip
doa yang diucapkannya 15 tahun lalu.
Isyarat Allah menghampiri Brent keesokan harinya. Seorang
Muslimah Burma teman kampusnya, mengirim email. Ia tahu Brent telah tertarik
pada Islam, sejak belajar di sekolah menengah. Ia bertanya, apakah Brent masih
tertarik Islam. Brent mengiyakan.
Beberapa hari kemudian, teman asal Burma itu ke rumah Brent &
membawakannya sejumlah buku tentang Islam. Membacanya, Brent tahu bahwa Islam
tak melarang non Muslim memeluk agama itu.
“Dari buku itu
aku tahu bahwa banyak dari sahabat Nabi saw, termasuk Abu Bakar, adalah mualaf.
Aku sangat senang & berteriak dalam hati, ‘Ini yang kumau’.”
Selesai bacaannya, Brent mendatangi teman Muslim &
memintanya menjelaskan tentang jannah (surga). Dari penjelasan tentang surga
itu, bertambahlah kekaguman Brent. Juga kemantapannya pada Islam. Masjid
Al-Fatih Coburg, Melbourne, menjadi saksi keislaman Bent Lee Graham.
Namanya menjadi Isa
Graham.
“Aku ingin
orang (non Muslim) tahu bahwa dalam Islam, kami juga mempercayai Yesus,” ujarnya.
Bagi Isa, mencintai seseorang tidak seharusnya diwujudkan dengan
menuhankannya, melainkan mengatakan segala sesuatu tentangnya apa adanya.
“Kini aku ingin
menunjukkannya pada Yesus, bukan sebagai seorang Kristen, namun sebagai Muslim,” tegas Brent
menutup perbincangan.
---------------------------------
Kami tidak membeda-bedakan. Allah berfirman, "Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"." [2:136]
"Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."" [3:84]
Tidak dibunuh. Tidak disalib. Allah berfirman, "dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. " [3:157]
Cahaya Tuhan. Allah berfirman, "Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." [39:22]
"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan." [5:15]
Jangan menukar ayat. Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk & cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." [5:44]
Tanpa ilmu. Allah berfirman, "Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya," [22:8]
Hanya yang Dia kehendaki. Allah berfirman, "Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." [2:269]
Hanya Allah pemberi petunjuk. Allah berfirman, "Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri.
Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)." [2:272]
Allah melapangkan dada. Allah berfirnan, "Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." [6:125]
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi