Senin, 13 Januari 2014

Rasulullah & Badui

[kredit: Abdurrahman]


Suri teladan. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah & (kedatangan) hari kiamat & dia banyak menyebut Allah.” [33:21]

Taatilah. Allah berfirman, “Dan taatilah Allah & Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” [3:132]
Suatu ketika, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Ka’bah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”



Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah & menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”

Orang itu berasa dirinya diperolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang & dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan & gagah yang belum pernah dilihatnya.
Orang itu berkata,

“Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, karena aku ini orang badui? Kalaulah bukan karena ketampanan & kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badui itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?”
tanya Rasulullah SAW.

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, & membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badui itu.

Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia & penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, tercengang. Seperti tidak percaya pada dirinya, lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.

Dengan segera orang itu tunduk & mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.
Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badui itu seraya berkata,

“Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takabur. Minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman & membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”

Ketika itulah turun Malaikat Jibril, membawa berita dari langit, & berkata,

“Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu & berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar.”

Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya.”

Orang Arab badui berkata lagi,

“Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”

Mendengar ucapan Arab badui itu, Rasulullah SAW pun menangis. Mengingatkan, betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu. Sehingga, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya.

Lantaran itu, Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata,

“Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu & berfirman: “Berhentilah engkau menangis, sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih & tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya & akan menjadi temanmu di surga nanti.”


Betapa sukanya orang Arab badui itu, mendengar berita itu & menangis karena tidak berdaya menahan rasa terharu.

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi