Sabtu, 01 Februari 2014

Abdullah bin Salam, Calon Penghuni Surga


Husen bin Salam adalah Kepala Pendeta Yahudi di Madinah. Walaupun penduduk Madinah berlainan agama dengannya, namun mereka menghormati Husen. Karena di kalangan mereka, ia dikenal baik hati, istiqamah & jujur.
Husen hidup tenang & damai. Baginya waktu sangat berguna. Karena itu, ia membaginya dalam tiga bagian. Sepertiganya ia pergunakan untuk di sinagog Yahudi untuk mengajar & beribadah. 

Sepertiga lainnya ia habiskan di kebun untuk merawat & membersihkan tanaman. Sepertiga lagi untuk membaca Taurat & mengajarkannya kepada orang lain.

Setiap kali menemukan ayat Taurat yang mengabarkan tentang kedatangan seorang nabi di Madinah, ia selalu membacanya berulang-ulang & merenunginya. Dipelajarinya lebih mendalam tentang sifat-sifat & ciri-ciri nabi yang ditunggu-tunggunya itu. 

Ia sangat gembira ketika mengetahui orang yang ditunggunya itu telah muncul & akan berhijrah ke Madinah. Karena itu, ia selalu berdoa agar Allah memanjangkan usianya supaya bisa bertemu dengan nabi yang ditunggu-tunggunya & menyatakan iman.

Allah memperkenankan doa, dengan memanjangkan usianya & mempertemukannya dengan penutup para nabi, Muhammad SAW. Ketika pertama kali mendengar kedatangan Nabi SAW, Husen bin Salam mencocokkan sifat-sifatnya dengan yang ia ketahui dari Taurat. 

Begitu mengetahui persamaan-persamaan tersebut, ia yakin benar bahwa orang yang ia tunggu telah datang. Namun hal itu ia rahasiakan terhadap kaum Yahudi.

Tatkala Rasulullah ke Madinah & tiba di Quba', seorang juru panggil berseru menyatakan kedatangan beliau. Saat itu Husen bin Salam sedang berada di atas pohon kurma. Bibinya, Khalidah binti Harits, menunggu di bawah pohon tersebut. Begitu mendengar kedatangan Rasulullah, ia berteriak, 

"Allahu Akbar, Allahu Akbar!"

Peta Madinah 
Mendengar teriakan itu, bibinya berkata, 

"Kamu akan kecewa. Seandainya saja kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak bisa berbuat apa-apa."

"Wahai bibi, demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan membawa agamanya yang sama," kata Husen.

"Diakah Nabi yang kau ceritakan itu?" tanya bibinya.

"Benar!" jawabnya lalu bergegas menemui Rasulullah yang sedang dikerumuni orang banyak. Setelah berdesak-desakan, akhirnya Husen berhasil menemui beliau.

Sabda beliau pertama kali adalah, 

"Wahai manusia, sebarluaskan salam. Beri makan orang yang kelaparan. Shalatlah di tengah malam, ketika orang banyak sedang tidur nyenyak. Pasti kamu masuk surga dengan bahagia."

Husen bin Salam memandangi Rasulullah dengan seksama. Ia yakin, wajah beliau tidak menunjukkan raut pembohong. Perlahan Husen mendekat seraya mengucapkan dua kalimah syahadat.

Rasulullah bertanya padanya, "Siapa namamu?"

"Husen bin Salam," jawabnya.

"Mestinya Abdullah bin Salam," kata Rasulullah mengganti namanya dengan yang lebih baik.

"Saya setuju," kata Husen. 

"Demi Allah yang mengutus engkau dengan benar, mulai hari ini saya tidak ingin lagi memakai nama lain, selain Abdullah bin Salam."

Setelah itu Abdullah bin Salam pulang. Ia mengajak seluruh keluarganya—termasuk bibinya, Khalidah, yang saat itu sudah lanjut usia—untuk memeluk Islam. Mereka menerima ajakannnya. Abdullah meminta keluarganya untuk merahasiakan keislaman mereka, dari orang-orang Yahudi hingga waktu yang tepat.

Tak berapa lama kemudian, Abdullah bin Salam menemui Rasulullah & berkata, 

"Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi suka berbohong & sesat, saya meminta engkau memanggil ketua-ketua mereka, tapi jangan sampai mereka tahu kalau saya masuk Islam. 

Serulah mereka kepada agama Allah, saya akan bersembunyi di kamarmu mendengar reaksi mereka."

Rasulullah menerima permintaan tersebut. Beliau memasukkan Abdullah ke dalam bilik & mengumpulkan para pemuka Yahudi. Rasulullah membacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur'an & mengajak mereka memeluk Islam. Namun orang-orang Yahudi itu menolak, bahkan membantah kata-kata beliau.

Setelah mengetahui bahwa mereka enggan menerima seruannya, Rasulullah bertanya, 

"Bagaimana kedudukan Husen menurut kalian?"

"Dia pemimpin kami, kepala pendeta kami & pemuka kami," jawab mereka.

"Bagaimana pendapat kalian kalau dia masuk Islam? Maukah kalian mengikutinya?" tanya Rasulullah.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin dia masuk Islam," jawab mereka serentak.

Tiba-tiba Abdullah bin Salam keluar dari bilik Rasulullah & menemui mereka seraya berkata, 

"Wahai kaum Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Terimalah agama yang dibawa Muhammad. Demi Allah, sesungguhnya kalian sudah mengetahui bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah. 

Bukankah kalian telah membaca nama & sifat-sifatnya dalam Taurat? Demi Allah, aku mengakui Muhammad adalah Rasulullah. 

Aku beriman kepadanya & membenarkan segala ucapannya."

"Bohong!" jawab mereka. "Kau jahat & bodoh, tidak bisa membedakan mana yang benar & salah!"

Mereka pun meninggalkan Abdullah bin Salam & Rasulullah SAW. 

"Kau lihat, wahai Rasulullah. Orang-orang Yahudi itu pendusta & sesat. Mereka tidak mau mengakui kebenaran walaupun di depan mata," ujar Abdullah.

Abdullah bin Salam menerima Islam seperti orang yang kehausan & merindukan jalan ke telaga. Lidahnya selalu basah oleh untaian ayat-ayat Al-Qur'an. Ia selalu mengikuti seruan Rasulullah, sehingga beliau mengabarinya berita gembira tentang surga.

[14010194Abdullah bin Salam, Calon Penghuni Surga; republika.co.id]




0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi