Minggu, 08 Februari 2015

Al-Qur’an, Dikira Buku Panduan Wisata


“Awalnya aku tak tahu Alquran itu sesuatu yang agung. Aku membacanya karena berpikir di dalamnya ada pengetahuan tentang budaya Arab. Itu terjadi sebelum aku melakukan perjalanan ke Maroko,” ujar Joel Underwood, pria Inggris tinggal di Kota Manchester.

 Ia tersenyum geli, ketika mengawali kisah perjalanannya menuju hidayah Islam. Betapa tidak, ia kala itu menyangka Alquran sebagai buku panduan wisata. Namun, berkat ‘kebodohan’-nya itu, Joel justru menemukan hidayah.

Joel dibesarkan dalam keluarga Kristen. Demi menjadi seorang Kristiani yang taat, ia sangat rajin membaca & memahami Alkitab. “Jika saya membaca Alkitab, saya akan membacanya dengan sangat hati-hati & kritis dalam memahami isinya.”

Hingga beranjak dewasa, ia terus berusaha menjadi hamba yang taat. Kala itu, ia sama sekali tak mengenal Islam. ”Saya tak tahu apa pun tentang Islam. Tak kenal satu pun Muslim,” ujar pria yang bekerja sebagai konsultan keuangan tersebut.

Saat menjadi mahasiswa di Amerika Serikat (AS) pun, ia belum mengenal agama rahmatan lil ‘alamin ini. Kampusnya yang berlokasi di wilayah timur laut AS, didominasi warga kulit putih yang banyak berasal dari Inggris. Keragaman etnis & agama sangat minim di sana. Maka, sangat kecil peluangnya mengenal Islam. ”Saya mengenal Islam benar-benar dengan perjalanan saya sendiri yang muncul dengan cara yang bahkan tak pernah bisa saya bayangkan,” ujar Joel.

Bagaimana Joel mengenal Islam?
Peristiwa kelam 11 Septemberlah yang menjadi titik tolaknya. Menyusul tragedi itu, ia mulai mendengar desas-desus mengenai Islam & Muslim. Namun saat itu, ia belum ada keinginan sedikit pun mencari tahu Islam.

Keinginan lebih memahami Islam mulai muncul ketika Joel berencana melakukan perjalanan ke Maroko. Saat itu, ia mencari referensi yang dapat memberikannya petunjuk umum Maroko. Anehnya, Joel bukannya membaca buku panduan wisata, melainkan Alquran.

“Saya pikir dari situ akan menemukan sedikit tentang budaya sebuah negara Islam & tahu bagaimana harus bersikap. Saat itu, saya tidak tahu kandungan  Alquran & pesan yang terkandung di dalamnya, karena saya belum pernah melihat kitab ini sebelumnya,” kata Joel tersenyum lebar.

Di luar dugaannya, begitu membaca Alquran, Joel langsung jatuh hati & ingin mempelajarinya. Lucunya, setelah 6 bulan membacanya, Joel baru tahu bahwa Alquran merupakan Kitab Suci umat Islam.

“Saya tahu itu buku agama, tapi saya tidak menyangka bahwa itu adalah Kitab Suci umat Islam karena saya tidak pernah melihat sebelumnya. Aku juga tidak tahu bahwa Alquran ternyata ‘nyambung’ dengan sejarah Kristen atau Yahudi. Aku tidak tahu bagaimana semuanya berkaitan.”

Makin Penasaran

Saat di Maroko, Joel makin penasaran dengan Alquran. Ketika berkunjung ke berbagai tempat di Maroko, Joel yang melancong bersama sang istri merasa terus ingin membaca Kitabullah. Joel tak tahu mengapa bisa begitu. Hal yang pasti, ketika pertama kali membaca Alquran, ia telah terpesona dengan kekayaan isinya.

Ketika pulang dari Maroko, Joel memutuskan lebih banyak mempelajari Alquran. Suatu kali ketika berjalan-jalan di Kota New Hampshire, ia melihat sebuah iklan penggalangan dana yang dibuat sebuah yayasan Islam. Ia sudah lupa nama yayasan itu. Dan yang jelas, Joel langsung menghubungi yayasan itu dengan tujuan mengenal Islam.

”Saya tidak tahu yayasan itu, tapi saya pikir ini adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui tentang Islam,”

Singkat cerita, yayasan tersebut membuat Joel mengenal beberapa orang. Merekalah yang kemudian memberikan beberapa informasi Islam. Dari mereka pula, Joel kemudian mengenal seorang Muslim yang kemudian menunjukkannya pada Masjid New Hampshire. Di sanalah, Joel kemudian mempelajari Alquran.

Tak menyia-nyiakan informasi itu, segera saja Joel menuju masjid. Saat tiba di sana, ia merasa senang karena disambut dengan baik. Tak ada sedikit pun prasangka negatif dari Muslimin terhadapnya.

”Tak ada orang berkata, ‘apa yang kaulakukan di sini?’ Atau ‘Anda tidak cocok di sini’.” “Mereka sangat ramah & mendukungku. Mereka justru mendatangi saya & menanyakan ‘bagaimana saya dapat membantu Anda?’ Jadi, aku diterima dengan sangat hangat,” tuturnya bahagia. Tak lama kemudian, Joel pun mengucap syahadat & memeluk Islam.

Yakin Selalu Istiqamah

Ketika seseorang memutuskan menjadi Muslim, ia harus yakin bahwa Islam akan menjadi pegangan seumur hidup. Jadi, tidak bisa sekadar coba-coba. Hal itu pula yang tertanam di benak Joel ketika hendak berislam.

”Anda tidak bisa mengatakan bahwa saya akan menjadi Muslim selama beberapa tahun saja & berkata, ‘oh, ini sulit bagi saya’ & kembali pada keyakinan sebelumnya,”.

Menurut dia, banyak mualaf yang masih berpikir seperti itu sehingga mereka sulit mempertahankan hidayah yang telah didapat. Joel yakin, ia bukan tipe mualaf seperti itu. Ia yakin akan selalu istiqamah dengan keislamannya & menjadi seorang Muslim saleh. Di lubuk hatinya terdalam, telah tertanam pula tekad tidak melepaskan hidayah yang telah diperolehnya dengan cara unik & luar biasa.

“Jadi, saya berkomitmen bahwa saya harus memeluk agama ini seumur hidup.’
[dikutip dari: http://bit.ly/1zjjxhm]

==============
Hidayah. Firman Allah:
"Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendakiNya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit & sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." [Al-Anam 6:125]
 Gelap Kepada Cahaya. Firman Allah:
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” [5:16]
 Gelap Kepada Cahaya. Firman Allah:
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” [39:22]

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi