Berita Internet: Banjir Jakarta & Daerah Lain
Analisa kerugian akibat banjir Jakarta dari tahun ke
tahun
Reporter
: Ya'cob Billiocta; merdeka.com; Rabu, 23 Januari 2013 06:09:00
Banjir
besar Jakarta awal 2013, melumpuhkan kehidupan & dunia
usaha. Kerugian besar, tidak terhindarkan. Gubernur DKI Joko Widodo memperkirakan, mencapai Rp 20
triliun. Mencakup seluruh sektor.
"Kerugian akibat banjir ini tidak sedikit. Kalau dihitung-hitung, total kerugian banjir pada tahun ini kira-kira mencapai Rp 20 triliun," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/1).
Namun, kerugian besar tidak hanya terjadi banjir tahun ini saja. Pada banjir besar yang melanda Jakarta 2007 silam, kerugian juga mencapai angka triliunan.
Berdasarkan data dari 'Laporan Perkiraan Kerusakan & Kerugian Pasca Bencana Banjir Awal Februari 2007 di Wilayah Jabodetabek', yang dikeluarkan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 16 Februari 2007, diperkirakan kerugian mencapai Rp 5,16 triliun.
Bila dirinci, banjir yang melanda dari 31 Januari hingga 8 Februari 2007 itu, perkiraan merugikan sektor UKM & koperasi sekitar Rp 781 juta per hari.
Sementara kerugian pada BUMD senilai Rp 14,4 miliar. Sektor kerugian BUMN, seperti PLN merugi Rp 17 miliar per hari, PT Telkom merugi Rp 18 miliar, & PT Pertamina Rp 100 miliar.
Kerusakan infrastruktur sungai diperkirakan Rp 383,87 miliar. Rusaknya tanggul 13 sungai, & Kanal Banjir Timur & Barat, serta tebing kali Ciliwung & pintu air.
Perkiraan kerugian jalan raya & kereta api Rp 601,39 miliar. Berdasarkan informasi selama 1 minggu, diperkirakan PT KAI mengalami opportunity loss dari pendapatan karcis senilai Rp 1 sampai 1,5 miliar per hari.
Perkiraan kerugian perbaikan sarana & prasarana kegiatan belajar, senilai Rp 14,17 miliar. Kerugian akibat kerusakan rumah tinggal, diperkirakan 89,770 rumah terendam Rp 695,7 juta lebih.
Bappenas mengasumsikan kerugian Rp 10 juta per unit, untuk rumah non permanen yang hilang tersapu banjir. Sedangkan Rp 20 juta per unit, untuk memperbaiki rumah & kerusakan terhadap furniture serta peralatan rumah permanen, & Rp 5 juta untuk kalkulasi kerusakan ringan.
Kerugian besar akibat banjir, juga harus ditelan warga Jakarta pada 2002 lalu. Berdasarkan data dari buku 'Hubungan Kerjasama Institusi dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai' karya omo Rusdiana & kawan-kawan, Jakarta harus merugi sedikitnya Rp 9,8 triliun.
Dengan rincian kerugian sektor ekonomi Rp 2,5 triliun, transportasi & telekomunikasi sebesar Rp 78,5 miliar, kerusakan langsung Rp 5,3 triliun, & kerusakan tidak langsung Rp 2,8 triliun.
Pada banjir 2002, sedikitnya 3,7 juta dari 8,3 juta penduduk Jakarta kebanjiran. Sedangkan, luasan daerah yang kebanjiran mencapai 65 hektar, & luas genangan banjir 8,7 hektar.[cob]
"Kerugian akibat banjir ini tidak sedikit. Kalau dihitung-hitung, total kerugian banjir pada tahun ini kira-kira mencapai Rp 20 triliun," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/1).
Namun, kerugian besar tidak hanya terjadi banjir tahun ini saja. Pada banjir besar yang melanda Jakarta 2007 silam, kerugian juga mencapai angka triliunan.
Berdasarkan data dari 'Laporan Perkiraan Kerusakan & Kerugian Pasca Bencana Banjir Awal Februari 2007 di Wilayah Jabodetabek', yang dikeluarkan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 16 Februari 2007, diperkirakan kerugian mencapai Rp 5,16 triliun.
Bila dirinci, banjir yang melanda dari 31 Januari hingga 8 Februari 2007 itu, perkiraan merugikan sektor UKM & koperasi sekitar Rp 781 juta per hari.
Sementara kerugian pada BUMD senilai Rp 14,4 miliar. Sektor kerugian BUMN, seperti PLN merugi Rp 17 miliar per hari, PT Telkom merugi Rp 18 miliar, & PT Pertamina Rp 100 miliar.
Kerusakan infrastruktur sungai diperkirakan Rp 383,87 miliar. Rusaknya tanggul 13 sungai, & Kanal Banjir Timur & Barat, serta tebing kali Ciliwung & pintu air.
Perkiraan kerugian jalan raya & kereta api Rp 601,39 miliar. Berdasarkan informasi selama 1 minggu, diperkirakan PT KAI mengalami opportunity loss dari pendapatan karcis senilai Rp 1 sampai 1,5 miliar per hari.
Perkiraan kerugian perbaikan sarana & prasarana kegiatan belajar, senilai Rp 14,17 miliar. Kerugian akibat kerusakan rumah tinggal, diperkirakan 89,770 rumah terendam Rp 695,7 juta lebih.
Bappenas mengasumsikan kerugian Rp 10 juta per unit, untuk rumah non permanen yang hilang tersapu banjir. Sedangkan Rp 20 juta per unit, untuk memperbaiki rumah & kerusakan terhadap furniture serta peralatan rumah permanen, & Rp 5 juta untuk kalkulasi kerusakan ringan.
Kerugian besar akibat banjir, juga harus ditelan warga Jakarta pada 2002 lalu. Berdasarkan data dari buku 'Hubungan Kerjasama Institusi dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai' karya omo Rusdiana & kawan-kawan, Jakarta harus merugi sedikitnya Rp 9,8 triliun.
Dengan rincian kerugian sektor ekonomi Rp 2,5 triliun, transportasi & telekomunikasi sebesar Rp 78,5 miliar, kerusakan langsung Rp 5,3 triliun, & kerusakan tidak langsung Rp 2,8 triliun.
Pada banjir 2002, sedikitnya 3,7 juta dari 8,3 juta penduduk Jakarta kebanjiran. Sedangkan, luasan daerah yang kebanjiran mencapai 65 hektar, & luas genangan banjir 8,7 hektar.[cob]
Komentar
Firman
Allah tentang banjir:
“Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu 2 buah kebun di sebelah kanan & kiri, (kepada mereka dikatakan): ’Makanlah olehmu dari rezeki yg (dianugerahkan) Tuhanmu & bersyukurlah kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yg baik (nyaman), sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yg Maha Pengampun’”
“Tetapi, mereka berpaling, maka kami kirim kepada mereka banjir yg besar & Kami ganti kedua kebun mereka dengan 2 kebun yg ditumbuhi (pohon-pohon) yg berbuah pahit, pohon Asl & sedikit pohon Sidr” (Saba 34:15-16)
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman &
bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit &
bumi, ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka
sesuai apa yg mereka kerjakan”. (Al-A’raf 7:96)
“Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi yg bertaqwa.” (Al-Baqarah 2:2)
Kerugian
yang sangat besar, akibat banjir di Jakarta & daerah lain, tidak dapat dapat
diatasi dengan upaya: teknis saja. Secanggih apapapun. Teknis, para tukang
insinyur, paham. Perlu usaha paling penting, dunia akhirat.
Non teknis. Melalui taqwa, iman, & banyak bersyukur. Kalau hanya diselesaikan teknis saja, akan didatangkan air bah yang lebih besar lagi.
Non teknis. Melalui taqwa, iman, & banyak bersyukur. Kalau hanya diselesaikan teknis saja, akan didatangkan air bah yang lebih besar lagi.
Pak
Jokowi, & pemimpin lainnya mengajak rakyatnya untuk beriman, bertaqwa,
& banyak bersyukur. Memperbaiki perilaku, tobat. Banyak kebaikan, dalam diri Gubernur & wakilnya. Kalau hanya memperbaiki teknis: tanggul sungai, terowongan, normalisasi,
dll mungkinkah bisa ‘melawan’ kekuasaan Allah. Allah Maha Kuasa Atas segala
sesuatu, ‘dikirim’ air yang lebih banyak lagi. Tidak akan bisa.
Kalau
taat, musibah akan diganti berkah. Hidup tenang, damai insyaAllah dunia akhirat. Firman Tuhan itu pasti. Tidak ada
keraguan. Sedikitpun!
Tobat, insaallah....
BalasHapus