Minggu, 24 Maret 2013

Harusnya, Semua Orang Menjadikan Quran Pegangan Hidup


Quran Dijadikan Pegangan Hidup
[#130348# Ust: Abdul Rozak; 16 Juli 2012;tera; qurandigital 3.0.sonysugema]

Allah Yang Maha Tahu, memerintahkan manusia, untuk menjadikan Quran sebagai pelajaran, sebagai pegangan hidup. Agar, hidupnya tidak menjadi sempit. 

Kalau memberikan peringatan pada manusia, gunakan Quran. Karena, tidak ada pegangan yang lebih baik dibanding Quran. Tidak ada kebengkokan padanya.


Ikuti Quran. Allah berfirman, “Alif, laam miim shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), & menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu & janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).”  [Al-Araf 7:1-3]

Jangan sampai hati ada kesempitan, Quran telah turun. Ikuti Quran. Bukan ikuti pemimpin atau petunjuk lain. Kenapa harus Quran?

Karena, Quran adalah petunjuk Ilahi. Yang Maha Tahu. Semua milikNya, ciptaanNya. Quran mengajak manusia ke jalan lurus, satu-satunya yang masih terjaga, hingga akhir jaman.

Allah berfirman, “& bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; & janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” [Al-An’am 6:153]

Mempelajari Quran, mempraktekkan Quran, & taat kepada Quran, supaya tidak ada kesempitan dalam hati. Melihat keadaan dunia yang tidak selalu menyenangkan. Inilah jalan lurus, petunjuk jelas, dalam ‘keriuhan’ kehidupan dunia yang memabukkan. Jalan selain Quran, akan mencerai-beraikan manusia dari jalan yang lurus. Manusia diperintahkan Taqwa kepada Allah, dengan mengikuti Quran yang penuh berkah. Taqwa ini agar manusia mendapatkan rahmat Allah Yang Maha Pengasih.

Misalkan, menentukan awal Puasa Ramadan. Akan menjadi sederhana, kalau mau mengikuti petunjuk. Baitullah di Mekah, dijadikan referensi. Mekkah mulai, kita mulai. Akan tetapi, ternyata memang manusia suka ‘rumit’. Akibat perbedaan cara penentuan ini, seolah-olah ini masalahnya rumit . Coba kalau ikuti Mekkah.

Allah berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi & menjadi petunjuk bagi semua manusia.” [Ali-Imran 3:96]

Allah berfirman, “Allah telah menjadikan Kakbah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan & urusan dunia) bagi manusia, & (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit & apa yang ada di bumi & bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al-Maidah 5:97]

Allah telah menjadikan Ka’bah pusat segala kegiatan manusia, acuan. Termasuk menentukan awal Ramadan.

Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1000 bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat & malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Al-Qadr 97:1-5]

Pada malam Ramadan, Allah memberikan rahmat yang besar, dengan kedatangan malam ‘lailatul qadar’. Malam yang lebih baik dibanding ibadah 80 tahun. Perbedaan penentuan awal puasa Ramadan, menyebabkan ‘kesulitan’ menentukan datangnya malam ‘seribu bulan itu’.

Seandainya, mengikuti tuntunan Quran, menjadikan Kakbah sebagai acuan, maka menghitungnya sama. Insya Allah semua mendapatkan rahmat, ‘malam seribu bulan. Dengan menjalankan iktikaf.

Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah & tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”  [Al-Jumuah 62:9]

Orang mukmin,kalau diperintah Allah & Rasulnya, ‘kami dengar, kami patuh’.

Allah berfirman,Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah & rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar & kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [Al-Mukmin 24:51]

Allah berfirman, “Dan Kami jadikan malam & siang sebagai 2 tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam & Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, & supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun & perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” [Al-Isra’ 17:12]

Tanda-tanda datangnya ‘lailatul qadar’: malam bersih, hening, tiada panas tajam.

Allah berfirman, “Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) & mengerjakan amal-amal yang shaleh serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad & itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka & memperbaiki keadaan mereka.” [Muhammad 47:2]

Mengikuti Quran, bahwa Kakbah dijadikan acuan untuk keperluan hidup manusia. Seperti penentuan awal puasa Ramadan tadi. Mengikuti Quran, agar tidak bercerai-berai. Muslim dijadikan 1 umat yang satu. Hidup rukun damai, jauh dari pertentangan. Membawa ke jalan yang lurus. Jalan yang paling benar.

Mukmin taat kepada Allah & Rasulnya. Pada malam Ramadan, ada 1 malam yang lebih baik dari 1000 tahun. Penentuan awal Ramadan yang sama, memudahkan menghitung ibadah ‘malam seribu bulan’.

Allah berfirman, “Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat & berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.” [Al-Isra’ 17:19]

Bagi yang bersungguh-sungguh menginginkan kehidupan akhirat, maka akan dibalas Allah dengan baik. Sekarang, usaha dulu serius. Penuh niat, sungguh-sungguh, agar diganjar kebaikan oleh Yang Maha Baik, Allah. Ikuti puasa, seperti yang diperintahkan Allah, dengan mengikuti contoh puasanya Rasul. Melakukan iktikaf, sesuai kemampuan.

Andaikan Kakbah dijadikan acuan, maka manusia tidak bercerai-berai.

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi