Minggu, 24 Maret 2013

Iman & Taqwa; Puasa, Tahajud


Iman & Taqwa; Puasa, Tahajud
[#130349# Ust: Abdul Rozak; 28 Juli 2012;gandapura; qurandigital 3.0.sonysugema]


Azab Allah. Allah Yang Maha Kuasa, memerintahkan manusia, berpuasa, seperti yang telah diperintahkan kepada umat-umat terdahulu. Sebagai salah 1 bukti iman kepada Allah.


Jika manusia beriman & bertaqwa kepada Allah,niscaya Yang Maha Pengasih akan memberikan berkah dari langit & bumi. Tetapi, kebanyakan enggan. Kebanyakan malah berbuat kerusakan di muka bumi. Maka, Allahpun menimpakan berbagai musibah, karena keingkaran manusia sendiri.

Allah berfirman, “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur & beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.”  [An-Nisa 4:147]

Siksa turun karena manusia mendustakan ayat-ayat Allah. Quran banyak mengisahkan, agar dijadikan pelajaran. Seperti kisah Banjir Nuh yang terkenal itu. Kaum Nuh, mendustakan ayat-ayat Allah yang disampaikan Nabi Nuh. Maka, dikirimkanlah banjir besar, yang menenggelamkan kaum yang mendustakan itu. Nuh & pengikutnya selamat, karena sudah menyiapkan kapal penyelamat.

Umat Muhammad, tidak diazab dari atas, atau dari bawah, tapi dari perpecahan umat. Masing-masing kelompok, merasa yang paling benar. Sehingga terjadi permusuhan, pertentangan. Tiap kelompok, menganggap kelompoknya yang paling benar, paling pintar, paling ahli. 

Akibatnya, terjadi debat, saling mengejek, menghina, merendahkan, memfitnah bahkan mengkafirkan. Lupa, bahwa sesama muslim adalah bersaudara. Bila ada anggota badan sakit, maka seluruh badan akan merasakan.

Akibatnya, perseteruan bisa meningkat menjadi keributan atau peperangan. Tiap golongan merasakan ‘keganasan’ masing-masing. Sudah lupa, ajaran-ajaran agung. Lupa ‘rahmat seluruh alam’, lupa bahwa bercerai berai ibarat di tepi jurang neraka. Lupa ajaran, ‘saling mengingatkan dalam kebenaran & kesabaran’. 

Sudah lupa, ajaran yang hanya diikuti hanyalah ajaran Quran & Hadis saja. Bukan lainnya. Muhammad hanya menyampaikan ayat-ayat Allah, memberi tahu. Yang taat selamat, yang tidak merugi.

Allah berfirman, “Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) & merasakan kepada sebagian) kamu keganasan sebagian yang lain. 

Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (nya).” [Al-An’am 6:65]

Bila penduduk suatu negeri, mau iman & taqwa, tidak menyekutukan Allah, maka akan dikirimkan berkah dari langit & bumi. Seperti Allah menurunkan hujan. Dengan hujan itu akan menjadikan tanaman berbuah, sebagai rezeki dari Allah. Bukan membawa banjir, membawa petaka & bencana.

Janganlah sombong, meskipun seseorang memiliki harta atau kelebihan lain. Merasa, atas usahanya sendirilah semua keberhasilan itu. Padahal tidak. Semuanya adalah berkah Allah. Allah yang melapangkan, Allah yang menyempitkan. Tidak ada daya & kekuatan, kecuali Allah semata. Maka, bermohon & bersyukur hanya kepadaNya saja.

Seperti kisah Qarun. Qarun dikaruniai harta, berlimpah. Para tetangga, silau dengan hartanya itu. Lupa ia bersyukur. Ia merasa, kemampuannya sendirilah yang menyebabkan kaya itu. Padahal, tidak sama sekali. Akhirnya, Qarun dibinasakan. Harta & Qorun dibenamkan dalam tanah. Hartanya, sedikitpun tidak dapat menolong.

Usaha tanpa dilapangkan Allah, tidak akan berhasil. Allah melapangkan & menyempitkan rezeki. Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. Kisah itu diceritakan, untuk dijadikan pelajaran, bagaimana akhir seseorang yang ‘sombong’.

Begitu juga kepandaian. Kalau sudah masuk kubur, tidak bisa menolong. Hanya iman & taqwa. Karena harta & semuanya, ditinggal di dunia. Tidak bisa dibawa menghadap Allah. Maka, sembahlah Allah tanpa menyekutukan dengan sesuatu apapun.

Orang beriman, diperintahkan berpuasa di bulan Ramadan, agar taqwa. Menahan lapar & dahaga & menaati segala yang diperintahkan. 

Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.

Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia & penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu & pembeda (antara yang hak & yang batil). 

Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, & barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, & tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya & hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [Al-Baqarah 2:183-185]

Orang beriman, diwajibkan puasa pada bulan Ramadan. Bulan diturunkannya Quran. Bulan penuh berkah. Juga shalat malam pada 1/3, ½, 2/3 malam. Bangun, wudu, baca Quran, baru shalat malam. Shalat sesuai kemampuan.

Pada 10 hari terakhir, ‘lailatul qadar’, kejarlah itu. Jangan terpedaya orang-orang kafir yang bergerak di seluruh negeri. Pada ujung Ramadan, biasanya malah sibuk memikirkan ‘masakan’ & baju baru atau tetek bengek ‘pesta’ lebaran. Mall & pusat perbelanjaan ramai. Lupa tujuan semula, meraih kemuliaan ‘malam seribu bulan’. Alangkah ruginya.

Allah berfirman, “Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.
Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; & Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” [Ali Imran 3:196-197]


Allah berfirman, “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya 1 golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. 

Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu 1 umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya & memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.” [An-Nahl 16:92-93]

Ciri orang saleh: jujur. Sumpah bukan untuk menipu. Manusia kalau kesempitan berkeluh-kesah, kalau lapang bersifat bagil.

Allah berfirman, Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi & Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". 

Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.

Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?" Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi
.
Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka & mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, & yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.

Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, & Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, & orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat & menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).

Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya & orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.”  [Al-Maidah 5:52-56]

Shalat malam, dilakukan pada waktu 1/3, ½, 2/3 malam. Bisa mulai sekitar jam 10 malam hingga hampir subuh. Setelah bangun, wudu,  baca Quran yang mudah. Kemudian shalat sesuai kemampuan. Petunjuk lengkap ada pada panduan shalat Tahajud.

Allah berfirman,Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya & (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam & siang.

Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. 

Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit & orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; & orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an & dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat & berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.

Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik & yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Muzzammil 73:20]

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi