BERITA: Copot Sepatu, Jokowi
"Nyebur" di Tengah Banjir Kalideres
Tanpa alas kaki, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo blusukan ke
lokasi banjir di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (17/1/2014) sore.
Sepatu bootyang dibawanya malah diserahkan kepada ajudan.
Lokasi pertama yang dikunjungi Jokowi adalah Jalan Manyar.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih berlengan panjang serta celana panjang saat
itu menggunakan sepatu boot. Namun, setelah memantau banjir
menggunakan perahu karet milik satpol PP, Jokowi melepaskan sepatu tersebut &
menggulung celana panjangnya.
"Turun, turun, turun," teriak
warga kepada Jokowi yang masih berada di atas perahu. "Lah iya, emang saya mau turun," kata Jokowi.
Jokowi pun turun dari perahunya & nyebur kedalam
genangan air setinggi pahanya. Warga pun mengerumuninya & berebut salam.
Beberapa warga ada juga yang memotretnya. Jokowi kemudian memerintahkan
personel satpol PP untuk memberi bantuan dari dalam truk. Penyerahan bantuan
diberikan secara simbolis.
Banjir di lokasi itu terjadi sejak Kamis (16/1/2014) kemarin.
Air Kali Semongol meluap ke 12 RW di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, Jakarta
Barat. Ribuan warga di kelurahan tersebut menjadi korban banjir sedalam 1-1,5
meter.
"Untungnya
tidak ada yang sampai mengungsi ke tempat lainnya. Warga cuma mengungsi ke
lantai dua rumah masing-masing," ujarnya.
[17 1 2014 ; kompas; FJ Kuwado; LH.Wiwoho]
--------------------
Banjir, bukan hanya masalah
teknis waduk, pengerukan, pompa ke laut saja. Akan tetapi, adalah peringatan
Allah karena masyarakatnya dzalim. Dzalim, adalah mengganti perintah dengan
yang tidak diperintahkan.
Berapa banyak, masyarakat yang
telah melanggar ‘aturan’ Allah. Dunia & isinya, hanya milik Dia. Silahkan
bikin tanggul, pompa raksasa, kalau tidak taat, mudah bagi Allah ‘menambah’ air
dari langit. Maka, taatlah semua warga. Agar banjir, salah satu peringatan
Allah, masyarakat taat. Bukan hanya tanggung jawab gubernur atau presiden.
Allah berfirman, “Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak & Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang dzalim itu.” [23:41]
Banjir yang sangat terkenal,
adalah banjir zaman nabi Nuh. Sama, penduduknya dzalim. Maka, mengatasi banjir,
bukan melulu persoalan teknis. Bukan hanya tanggung jawab pemimpin saja.
Takutlah kepada Allah, taatlah.
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, & mereka adalah orang-orang yang dzalim.” [29:14]
Allah akan mendatangkan banjir
besar, jika berpaling dari pengajaran Allah. Pengajaran ini adalah Al-Quran.
Baca, pahami meskipun terjemahan Indonesianya. Agar, Allah tidak mendatangkan ‘banjir
besar’ atau peringatan lain yang ‘keras’.
Selain membereskan ‘urusan teknis’,
yang paling penting adalah mentaati perintah Allah. Agar selamat di dunia &
akhirat. Bukan hanya tugas Jokowi atau SBY saja.
Allah berfirman, “Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar & Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl & sedikit dari pohon Sidr.” [34:16]
[14010035]
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi