Senin, 06 Januari 2014

Makanan (koq) diformalin

Manusia, untuk hidup, tidak punya kemampuan seperti tumbuhan yang memiliki klorofil, menyiapkan energinya sendiri. Tumbuhanlah, yang mampu memproduksi makanannya sendiri. Tumbuhan, membuat makanan dari bahan yang tersedia di alam. Dengan bantuan sinar matahari, tumbuhan memproses karbon dioksida, unsur hara tanah, air, menjadi makanan.

Makanan hasil produksi tumbuhan ini, selain dikonsumsi sendiri, juga ‘diminta’ makluk lain. Kita, manusia & hewan. Dalam pelajaran biologi SD, tumbuhan tadi disebut produsen. Kita & binatang, namanya konsumen. Pemakan.

Pencipta alam, sungguh luar biasa. Menciptakan makluk yang kita sebut tumbuhan. Tumbuhan ini mampu memproses ‘kotoran’ dicampur ‘bahan-bahan dari tanah’, air & dimasak dg ‘kompor matahari’. Menjadi makanan yang luar biasa. Makluk ‘aneh’ itulah yang menghasilkan buah segar, durian, mangga, padi, kopi, gandum, salak. Padahal bahannya sama, ‘tanah’, CO2, air. ‘Mesin’ luar biasa. Dan yang sering dilupakan: oksigen. Tanpa oksigen, anda bisa bayangkan sendiri. Makanya, tanam.


Ada hal luar biasa, & belum menjadi ‘perhatian serius’ negara & masyarakatnya. Makanan raga, yang mestinya comply ‘4 sehat 5 sempurna’ itu, malah dicampur ‘racun’. Secara sengaja, ditambahkan oleh produsen atau pedagang ‘nakal’. Sudah tahu semua. Formalin, borak, pewarna kain.

Kenapa dicampur ‘bahan pengawet’ itu? Jawabanya, sederhana. Makanan yang busuk, karena tidak segera laku, akan mendatangkan kerugian. Siapa yang akan mengganti kerugian, tidak ada. Hampir semua makanan yang ‘berpotensi busuk’ sebelum laku, dicampur ‘pengawet berbahaya’ itu oleh ‘pelaku pasar nakal’.

Manusia hidup & akan menyusun bangsa yang maju, tidak perlu ‘pewarna kain’  dalam makanannya. Manusia Indonesia tidak perlu formalin dalam ‘menu’ makanannya. ‘Pewarna kain’ antara lain merusak ginjal, hati. Formalin, sama saja. Merusak tubuh. Tentu saja, manusianya terganggu. Kapan majunya?!

---------------------
 Dan Kami naungi kamu dengan awan, & Kami turunkan kepadamu "manna" & "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” [2:57]
 Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, & bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” [5:88]


Dihalalkan bagimu binatang buruan laut & makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, & bagi orang-orang yang dalam perjalanan; & diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.” [5:96]
 Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya & tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."” [6:145]
 Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, & kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [23:51]


0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi