"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, & Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. " (QS. Ali Imran: 144).
Wafatnya Rasulullah SAW, sungguh sangat mengejutkan kaum
Muslimin yang sedang berada di dalam masjid. Sebab, pagi harinya mereka masih
melihat Nabi SAW menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
Setelah mengetahui itu, Umar segera ke tempat disemayamkannya
jenazah. Ia tidak percaya, bahwa Rasulullah wafat. Ketika dia datang, dibukanya
tutup wajah beliau. Ternyata beliau sudah tidak bergerak lagi.
Umar menduga, bahwa Nabi sedang pingsan, tentu akan siuman lagi.
Mughirah meyakinkan Umar atas kenyataan yang pahit ini, namun Umar tetap
berkeyakinan bahwa Rasulullah tidak wafat. Mughirah berkata , "Engkau
dusta!"
Umar keluar ke masjid sambil berteriak,
"Ada orang dari kaum munafik yang mengira bahwa Rasulullah SAW telah
meninggal dunia. Tetapi demi Allah, sebenarnya dia tidak meninggal, melainkan
pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang dari
tengah-tengah masyarakatnya selama 40 hari, kemudian kembali lagi ke tengah
mereka setelah dikatakan dia sudah mati. Sungguh, Rasulullah pasti akan kembali
seperti Musa juga. Orang yang menduga bahwa dia telah meninggal, tangan &
kakinya harus dipotong!"
Teriakan Umar yang kencang & berulang-ulang ini didengar
kaum Muslimin di masjid. Mereka pun kebingungan. Mereka kemudian mengerumuni
Umar, mempercayai pendapatnya, Rasulullah tidak meninggal!
Tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shiddiq datang. Ketika dilihatnya kaum
Muslimin dalam keadaan demikian, & Umar sedang berpidato, ia tidak berhenti
lama-lama di tempat itu melainkan terus ke rumah Aisyah tanpa menoleh lagi.
Ketika masuk ke rumah anak perempuannya, dilihatnya Nabi di
salah 1 bagian dalam rumah itu sudah diselubungi burd hibara (kain buatan
Yaman). Abu Bakar menyingkap selubung itu dari wajah Nabi & menciumnya
sambil berkata,
"Alangkah
indahnya di waktu engkau hidup, alangkah indahnya pula di waktu engkau mati.
Demi ibu-bapaku, maut yang sudah ditentukan Allah kepadamu sekarang sudah
sampai kau rasakan. Sesudah itu takkan ada lagi maut menimpa kamu."
Sesudah itu, Abu Bakar keluar. Ternyata Umar masih bercakap
& meyakinkan orang-orang, bahwa Muhammad SAW tidak meninggal. Orang banyak
memberikan jalan kepada Abu Bakar. "Sabar, sabarlah Umar!" kata
Abu Bakar, setelah ia berada di dekat Umar. "Dengar!"
Tetapi Umar tidak mau diam & juga tidak mau mendengar. Terus
saja bicara. Abu Bakar menghampiri orang-orang itu seraya memberi isyarat, dia
akan bicara dengan mereka. Setelah mengucapkan puji syukur kepada Allah Abu
Bakar berkata,
"Saudara-saudara,
siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah meninggal. Tetapi
barangsiapa menyembah Allah, maka Allah selalu hidup & tak pernah
mati."
Kemudian Abu Bakar membacakan firman Allah,
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, & Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. " (QS. Ali Imran: 144).
Setelah didengarnya Abu Bakar membacakan ayat itu, Umar jatuh
tersungkur ke tanah. Kedua kakinya sudah tak dapat menahan lagi, setelah ia
yakin. Rasulullah memang sudah meninggal dunia.
Orang banyak-yang sebelumnya sudah terpengaruh oleh pendapat
Umar- begitu mendengar bunyi ayat yang dibacakan Abu Bakar, langsung sadar.
Seolah-oleh mereka tidak pernah mengetahui, bahwa ayat ini pernah turun. Segala
perasaan ragu, bahwa Rasulullah SAW sudah berpulang ke rahmat Allah, hilang.
[14010081;‘Sejarah Hidup Muhammad’ Muhammad Husain Haekal;
disalin dari sini]
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi