Senin, 20 Januari 2014

Rasulullah SAW & Ukasyah r.a


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa setelah dekat waktu wafatnya, Rasulullah memerintahkan Bilal supaya adzan. Memanggil manusia untuk sholat berjama’ah. Maka berkumpulah kaum Muhajirin & Anshor ke Masjid Rasulullah saw.

Selesai sholat 2 raka’at yang ringan, beliau naik ke mimbar. Lalu mengucapkan puji & sanjung kepada Allah swt. Beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan. Membuat hati terharu & menangis mencucurkan air mata. Beliau berkata:
”Sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat & da’i yang menyeru manusia ke jalan Allah dengan izin-Nya. Aku ini bagimu bagaikan saudara yang penyayang & bapak yang pengasih. Siapa yang merasa teraniaya olehku di antara kamu semua, hendaklah dia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari Kiamat nanti”
Sekali 2 kali beliau mengulangi kata-katanya itu, & pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama ‘Ukasyah Ibnu Muhsin’. Ia berdiri di hadapan Nabi s.a.w sambil berkata:

“Ibuku & ayahku menjadi tebusanmu ya Rasullah. Kalau tidaklah karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu. Dulu, aku pernah bersamamu di medan perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka aku pun turun dari atas untaku & aku menghampiri engkau, lantas aku pun mencium paha engkau.

Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung-sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak ya…Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu hendak melecut untamu sendiri ?”

Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi ke rumah Fatimah,

”Supaya Fatimah memberikan kepadaku cambukku”kata beliau.

Bilal segera ke luar Masjid dengan tangannya diletakkannya di atas kepalanya. Ia heran & tak habis pikir,”Inilah Rasulullah memberikan kesempatan mengambil qishas terhadap dirinya!”

Diketoknya pintu rumah Fatimah yang menyahut dari dalam:”Siapakah
diluar?”,”Saya datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasullah”
jawab
Bilal.

“Duhai Bilal, apakah yang akan dilakukan ayahku dengan cambuk ini?”
tanya Fatimah kepada Bilal.

“Ya Fatimah! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengambil qishas terhadap dirinya”,
Bilal menegaskan.

“Siapakah pula gerangan orang itu yang sampai hati mengqishas Rasulullah ?”tukas Fatimah keheranan. Biarlah hamba saja yang menjadi ganti untuk dicambuk.

Bilal pun mengambil cambuk & membawanya masuk Masjid, lalu diberikannya kepada Rasulullah, & Rasulullah pun menyerahkannya ke tangan ‘Ukasyah. Suasana mulai tegang… Semua sahabat bergerak…. Semua berdiri….

Semua mata melotot. Memandang Ukasyah & sebilah cambuk. Saat itulah, Abu Bakar & Umar r.a. bicara,”Hai ‘Ukasyah! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul qishas-lah kami berdua, & jangan sekali-kali engaku pukul Rasulullah s.a.w!”

Mungkin saat itu Umar meraba pedangnya. Seandainya saja, diizinkan akan aku penggal kepala orang yang menyakiti Rasulullah. Rasulullah menahan 2 sahabatnya. Berkata sang pemimpin yang dicintai ini: ”Duhai sahabatku, duduklah kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua!”.

Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Tholib sambil berkata. Kali ini lebih garang dari sahabat Abu Bakar: 

”Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi s.a.w. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qishas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tanganmu & deralah aku dengan tangn engkau sendiri!”

Ali tampil ke muka. Memberikan punggungnya & jiwa serta cintanya buat orang yang dicintainya. Subhanallah… ia tak rela sang Rasul disakiti. Ia merelakan berkorban nyawa untuk sang pemimpin.

Nabi pun menahan. ”Allah swt telah tahu kedudukanmu & niatmu, wahai Ali!”
Ali surut, bergantianlah kemudian tampil 2 kakak beradik, Hasan & Husein.

”Hai Ukasyah! Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, & qishaslah kami & itu berarti sama juga dengan mengqishas Rasulullah sendiri!”

Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan berkata “Duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku!”

Dan akhirnya Nabi berkata:”Hai ‘Ukasyah! pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil qishas!”

“Ya Rasul Allah! sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku”, kata Ukasyah.

Kembali suasana semakin panas & tegang. Semua orang berpikir, apa maunya si Ukasyah ini. Sudah berniat mencambuk Rasul, ia malah meminta Rasul membuka baju.”Kurang ajar sekali si Ukasyah ini. Apa maunya ini orang…”

Tanpa bicara….
Tanpa kata…
Rasulullah membuka bajunya.
Semua yang hadir menahan napas…
Banyak yang berteriak sambil menangis…
Tak terkecuali…. Termasuk Ukasyah…
Ada yang tertahan di dadanya. Ia segera maju melangkah, melepas cambuknya &…

Tatkala ‘Ukasyah melihat putih tubuh Rasulullah & tanda kenabian di punggungnya, ia segera mendekap tubuh Nabi sepuas-puasnya sambil  berkata:

”Tebusanmu adalah Rohku ya Rasulallah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengqishas engkau ya Rasul Allah ? Saya sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, & agar supaya Allah swt dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka”

Akhirnya berkatalah Nabi saw, 
”Ketahuilah wahai para sahabat! Barang siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada pribadi laki-laki ini!” 
Lantas bangkit berdirilah kaum Muslimin beramai-ramai mencium ‘Ukasyah di antara kedua matanya. Rasa curiga berubah cinta. Buruk sangka berubah bangga. Berkatalah mereka:

”Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi & menjadi teman Rasulullah s.a.w di surga kelak!”

Ya Allah! Demi kemuliaan & kebesaran Engkau mudahkan jugalah bagi kami mendapatkan syafa’atnya Rasulullah s.a.w di kampung akhirat yang abadi! Amien!

Mau’izhatul Hasanah
Allah SWT berfirman:
“Yaa siin…Demi Al Quran yang penuh Hikmah…Sesungguhnya Engkau (Muhammad) sungguh sebagian dari para Rasul-rasul… Yang berada di JALAN yang LURUS”(QS. Yaasiin: 3-4) 


“Sesungguhnya Allah & para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi, Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kepadanya & salam taslim kepadanya.”(QS Al Ahzab) 
“Allahumma shalli ‘alaa Nabiyinaa Muhammad wa’alaa aalihi wa shahbihi wa sallim”
Wassalamu’alaikm wa rahmatullahi wa baakaatuh Semoga Keselamatan, Rahmat & Berkah Allah selalu tercurah atasmu. 
[14010048Rasulullah SAW & Ukasyah r.a; http://windyhm.wordpress.com]



1 komentar:

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi