Minggu, 19 Januari 2014

Aminah Assilmi (almh) Korbankan Segalanya Demi Islam

Tak banyak yang mengenal pribadi Aminah Assilmi. Ia adalah Presiden Internasional Union of Muslim Women, yang telah meninggal dunia pada 6 Maret 2010. Dalam sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat. 

Perjalanannya menuju Islam, cukup unik. Perjalanan yang patut dikenang. Semuanya berawal dari kesalahan kecil sebuah komputer. Mulanya, ia adalah seorang gadis jemaat Southern Baptist–aliran gereja Protestan terbesar di AS. seorang feminis radikal, & jurnalis penyiaran.

Sewaktu muda, ia bukan gadis yang biasa-biasa saja, tapi cerdas & unggul di sekolah. Sehingga, mendapatkan beasiswa. Satu hari, sebuah kesalahan komputer terjadi. Siapa sangka, hal itu membawanya kepada misi sebagai seorang Kristen & mengubah jalan hidupnya secara keseluruhan.

Tahun 1975 untuk pertama kali komputer dipergunakan untuk proses pra-registrasi di kampusnya. Sebenarnya, ia mendaftar kelas bidang terapi rekreasional, namun komputer mendatanya masuk kelas teater. Kelas tidak bisa dibatalkan, sudah terlambat. Membatalkan kelas juga bukan pilihan, karena sebagai penerima beasiswa, nilai F berarti bahaya.

Lantas, suaminya menyarankan agar Aminah menghadap dosen untuk mencari alternatif dalam kelas pertunjukan. Dan betapa terkejutnya ia, karena kelas dipenuhi anak-anak Arab & ‘para penunggang unta’. Tak sanggup, ia pun pulang ke rumah & memutuskan untuk tidak masuk kelas lagi. Tidak mungkin baginya berada di tengah-tengah orang Arab. ''Tidak mungkin saya duduk di kelas yang penuh dengan orang kafir!'' ujarnya kala itu.

Suaminya coba menenangkannya & mengatakan mungkin Tuhan punya suatu rencana di balik kejadian itu. Selama 2 hari, Aminah mengurung diri berpikir. Hingga akhirnya ia berkesimpulan, mungkin itu adalah petunjuk Tuhan, agar ia membimbing orang-orang Arab memeluk Kristen. Jadilah ia memiliki misi yang harus ditunaikan. Di kelas ia terus mendiskusikan ajaran Kristen dengan teman-teman Arabnya.

''Saya memulai dengan mengatakan bahwa mereka akan dibakar di neraka jika tidak menerima Yesus sebagai penyelamat. Mereka sangat sopan, tapi tidak pindah agama. Kemudian saya jelaskan betapa Yesus mencintai & rela mati di tiang salib untuk menghapus dosa-dosa mereka.''

Tapi ajakannya tidak manjur. Teman-teman di kelasnya tak mau berpaling, sehingga ia memutuskan mempelajari Al-Quran. Untuk menunjukkan bahwa, Islam adalah agama yang salah & Muhammad bukan nabi. Ia pun melakukan penelitian selama satu setengah tahun & membaca Al-Quran hingga tamat.

Namun secara tidak sadar, ia perlahan berubah menjadi seseorang yang berbeda, & suaminya memperhatikan hal itu. 


''Saya berubah, sedikit, tapi cukup membuat dirinya terusik. Biasanya kami pergi ke bar tiap Jumat & Sabtu atau ke pesta. Dan saya tidak lagi mau pergi. Saya menjadi lebih pendiam & menjauh.''

Melihat perubahan yang terjadi, suaminya menyangka ia selingkuh. Bagi pria, itulah yang membuat wanita berubah. Puncaknya, ia diminta meninggalkan rumah & tinggal di apartemen berbeda. Tapi, ia terus mempelajari Islam, sambil tetap seorang Kristen yang taat.

Hingga akhirnya, hidayah itu datang. Akhirnya pada 21 Mei 1977, jemaat gereja yang taat itu menyatakan, ''Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah & Muhammad adalah utusan-Nya.''

Perjalanannya setelah mengucapkan 2 kalimat syahadat, seperti halnya mualaf lain, bukanlah mudah. Aminah kehilangan segala yang dicintainya. Ia kehilangan hampir seluruh temannya, karena dianggap tidak menyenangkan lagi. Ibunya tidak bisa menerima & berharap itu hanyalah semangat membara yang akan segera padam. Saudara perempuannya yang ahli jiwa, mengira ia gila. Ayahnya yang lemah lembut, 'mengokang senjata & siap membunuhnya'.

Tak lama kemudian ia pun mengenakan hijab. Pada hari yang sama ia kehilangan pekerjaannya.

Lengkap sudah. Hidup tanpa ayah, ibu, saudara, teman & pekerjaan. Jika dulu ia hanya hidup terpisah dengan suami, kini perceraian di depan mata. Di pengadilan ia harus membuat keputusan pahit dalam hidupnya. Melepaskan Islam & tidak akan kehilangan hak asuh atas anaknya, atau tetap memegang Islam & harus meninggalkan anak-anak. 


''Itu adalah 20 menit yang paling menyakitkan dalam hidup saya,'' kenangnya.

Tambah pedih, dokter memvonisnya 'tidak akan lagi bisa memiliki anak' akibat komplikasi yang dideritanya. 


''Saya berdoa melebihi dari yang biasanya. Saya tahu, tidak ada tempat yang lebih aman bagi anak-anak saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya mengingkari-Nya, maka di masa depan tidak mungkin bagi saya menunjukkan kepada mereka betapa menakjubkannya berada dekat dengan Allah.'' Ia pun memutuskan melepaskan anak-anaknya, sepasang putra-putri kecilnya.

Namun, Allah Maha Pengasih. Ia diberikan anugerah dengan kata-katanya yang indah sehingga membuat banyak orang tersentuh & perilaku Islaminya. Dia telah berubah menjadi orang yang berbeda, jauh lebih baik. Begitu baiknya sehingga keluarga, teman & kerabat yang dulu memusuhinya, perlahan mulai menghargai pilihan hidupnya.

Dalam berbagai kesempatan ia mengirim kartu ucapan untuk mereka, yang ditulisi kalimat-kalimat bijak dari ayat Al-Quran atau hadist. Tanpa menyebutkan sumbernya. Beberapa waktu kemudian ia pun menuai benih yang ditanamnya. Orang pertama yang menerima Islam, adalah neneknya yang berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah Islam sang nenek pun meninggal dunia.

''Pada hari ia mengucapkan syahadat, seluruh dosanya diampuni, & amal-amal baiknya tetap dicatat. Sejenak setelah memeluk Islam ia meninggal dunia, saya tahu buku catatan amalnya berat di sisi kebaikan. Itu membuat saya dipenuhi suka cita!''

Selanjutnya yang menerima Islam adalah orang yang dulu ingin 'membunuhnya'. Ayah! Keislaman sang ayah mengingatkan dirinya pada kisah Umar bin Khattab. 2 tahun setelah Aminah memeluk Islam, ibunya menelepon & sangat menghargai keyakinannya yang baru. Dan ia berharap Aminah akan tetap memeluknya.

Beberapa tahun kemudian ibu meneleponnya lagi & bertanya apa yang harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi Muslim. Aminah menjawab bahwa ia harus percaya bahwa hanya ada 1 Tuhan & Muhammad adalah utusan-Nya. 


''Kalau itu semua orang bodoh juga tahu. Tapi apa yang harus dilakukannya?'' tanya ibunya lagi.

Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim. Ibunya lantas berkata, ''OK, baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu,'' pesan ibunya. Ibunya tidak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah Muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun, tanpa saling mengetahui bahwa, pasangannya telah memeluk Islam.

Saudara perempuannya yang dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam. Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu & berkata ingin menjadi muslim.

16 tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga memeluk Islam. Katanya, selama 16 tahun ia mengamati Aminah & ingin agar putri mereka, memeluk agama yang sama seperti ibunya. Pria itu datang menemuinya & meminta maaf, atas apa yang pernah dilakukannya. Ia adalah pria yang sangat baik & Aminah telah memaafkannya sejak dulu.

Mungkin hadiah terbesar baginya adalah apa yang ia terima selanjutnya. Aminah menikah dengan orang lain, & meskipun dokter telah menyatakan ia tidak bisa punya anak lagi, ternyata Allah menganugerahinya seorang putra yang rupawan. Jika Allah berkehendak memberikan rahmat kepada seseorang, maka siapa yang bisa mencegahnya? Putranya ia beri nama Barakah.

Ia yang dulu kehilangan pekerjaan, kini menjadi Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Ia berhasil melobi Kantor Pos Amerika Serikat untuk membuat perangko Idul Fitri & berjuang agar hari raya itu menjadi hari libur nasional AS. Pengorbanan yang yang dulu diberikan Aminah demi mempertahankan Islam seakan sudah terbalas.

''Kita semua pasti mati. Saya yakin bahwa kepedihan yang saya alami mengandung berkah.''

Aminah Assilmi kini telah tiada, meninggalkan semua yang dikasihinya. Termasuk putranya yang dirawat di rumah sakit, akibat kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari New York untuk mengabarkan pesan tentang Islam.

[14010046Aminah Assilmi (almh) Korbankan Segalanya Demi Islam;Red: Budi Raharjo;Rep: Hidayatullah.com; mualaf.com]



0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi