"Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; & barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, & Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul." [17:15]
Video John Ridley 'Mantan Jurnalis BBC Menemukan Islamdapat' dilihat disini.
---------------------------------
“Aku mendapat kesempatan bertugas di Timur Tengah selama 6 bulan.
Itu petualangan pertama yang menakjubkan dalam hidupku,”
ujar John Ridley.
Ia jurnalis, penyiar sekaligus penulis. Meski diawali
tugas yang hanya 6 bulan, ia lalu menghabiskan 30 tahun berpindah-pindah dari 1
negara ke negara lain Timur Tengah. Berbagai peristiwa Timur Tengah, pernah
menjadi bahan berita & tulisannya.
Beragam gejolak Timur Tengah pun, ia saksikan & kabarkan. Ia
meliput beragam peristiwa dari perang Palestina-Israel, invasi AS ke Irak
hingga yang terakhir Arab Spring. Dari pengalamannya inilah, John mendapatkan
cahaya hidayah.
John kelahiran Inggris. Dibesarkan dalam keluarga Nasrani.
Bersama orang tua & saudara perempuannya, rutin ke gereja tiap
pekan. Semakin tambah usia pemikirannya makin kritis.
Langkah pertama John menuju hidayah Islam. Kesempatan
mengenal Islam pun datang, saat diterima di BBC Worldwide. Sebagai jurnalis
untuk dikirim ke Timur Tengah.
John yang semula tak tahu apapun tentang agama
lain, mulai melihat eksistensi Islam. Sebelum ke Timur Tengah, John sempat
berkenalan dengan seorang Muslim saat pelatihan
broadcasting & jurnalistik BBC.
Kemudian mempelajari Islam. Hingga saat dikirim ke Timur
Tengah, Oman, John merasa keberuntungan memihak hidupnya. Di sana
ia bebas bercakap-cakap dengan Muslimin. Di samping baca literatur, ia pun
seringkali bertanya & berdiskusi mengenai Islam kepada mereka.
Betapa
gembiranya John karena ia menemukan jawaban pertanyaannnya selama ini. Ya, ia
menemukan jawaban itu dalam ajaran Islam. Perubahan hidup John pun dimulai
dari sini. Ia memilih menjadi hamba Allah yang dirahmati.
Saat kembali ke Inggris, ia mendapat ujian keimanan.
Keluarganya enggan menerima pemahamannya. Pengaruh Timur Tengah dianggap mengubah tingkah lakunya.
Ia pun terus membujuk keluarganya agar
menerimanya kembali. Tapi dari sekian banyak percakapan, keluarganya masih
enggan menerimanya. Sementara itu, John mulai kesulitan mendapat penghasilan di
Inggris.
Di saat-saat sulit, Allah pun memberikan jalan kepada John.
Sebuah stasiun radio Arab Saudi memintanya menjadi reporter, selama invasi AS
ke Irak pada 2003. John pun menerima tawaran itu. Ia terbang kembali ke Timur
Tengah.
“Saat ke
Riyadh, saya mulai hidup berdampingan dengan Muslimin. Saat itu saya dapat
menambah pengetahuan keislaman saya. Disana saya benar-benar dapat melihat
Islam itu begitu menarik,” tutur John dalam acara “My Journey to Islam” yang
disiarkan PressTv yang dapat disaksikan di Youtube.
Dari Saudi, John sempat ke Kuala Lumpur, Malaysia. Makin
bertambahlah pegetahuannya tentang Islam. 8 bulan di KL membuatnya mengerti
budaya Islam sangat menarik dipelajari.
Sepulang dari KL, dimulailah petualang
John yang baru. Ia berkeliling ke negara-negara Timur Tengah & menulis
tentang Islam di setiap kunjungannya. Setelah memeluk Islam, John memang banyak
menulis tentang Timur Tengah & Islam.
Selama 30 tahun terakhir, ia telah berkunjung ke banyak negara
baik Lebanon, Oman, Yaman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain, Iran &
Yordania. Alhasil, John memiliki pengetahuan & pemahaman luar biasa tentang
Timur Tengah & dunia Islam.
Hal ini pun kemudian ia torehkan dalam tulisan.
Sejak awal 2000, John menjadi penulis lepas di Bahrain & Beirut. Namun ia
juga masih rutin melakukan siaran di radio & televisi di Timur Tengah. Serta
menulis artikel untuk beberapa surat kabar regional & internasional, situs
web, majalah & sebagainya.
Membela Palestina
Dari sekian banyak tulisannya, John lebih sering menyerukan hak
warga Palestina. Ia sangat peduli pada hal kemanusiaan. Inilah yang juga
membuatnya tertarik pada Islam. Ia sangat terpesona pada ajaran Islam yang
memperlakukan manusia dengan sangat baik.
“Kemanusiaan,
perdamaian, perlindungan anak, diajarkan dalam Islam. Bagaimana saling mengerti
antarmanusia & hidup berdampingan. Saya benar-benar beruntung menemukan
Islam,” ujar John bersyukur.
Dalam pekerjaannya sebagai jurnalis, John pun tak pernah
berpikir mendapat penghasilan. Ia memanfaatkan profesinya untuk menyuarakan hak
asasi manusia. Terutama anak-anak di kawasan Timur Tengah, yang kacau akibat
perang, terutama di Palestina.
“Kita memang
membutuhkan uang. Tapi, ada hal yang lebih penting yakni manusia &
kemanusiaan. Saya tidak mau hanya diam sementara orang-orang di luar sana
telantar & kesulitan. Saya benar-benar ingin menjadi bagian untuk membela
mereka,” kata John dengan suara serak membayangkan kondisi miris warga
Palestina.
Selain menulis, juga pernah memberikan pidato di kamp-kamp
pengungsian Palestina pada September 2001. Kemudian, pada 2011 ia pula yang
melaporkan kerusuhan di Israel. Tak hanya di Palestina, John juga sangat peduli
pada korban kerusuhan di Lebanon pada 2011 serta kasus suram lain di Timur
Tengah. (hr/rol) [14010075;http://kisahmuallaf.wordpress.com/2014/01/05/john-ridley-mantan-jurnalis-bbc-yang-menemukan-jawaban-dalam-islam/#more-1450]
---------------------------
"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." [39:22]
"Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah & apa yang diturunkan kepada kami, & apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub & anak cucunya, & apa yang diberikan kepada Musa & Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.
Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka & kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"." [2:136]
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi