Kamis, 20 Maret 2014

Diskusi dengan Da'i, 3 Pendeta Mualaf


----------------------------
Direktur pelaksana Dewan Internasional Untuk Pengenalan Islam (DIUPI), subordinat lembaga Islam Internasional, Rabithah Alam Islami, Syaikh Shalih bin Muhammad bin Abdul Wahid memuji kerja keras yang diupayakan kerajaan Arab Saudi di bidang dakwah.

Syaikh Shalih Abdul Wahid kepada kantor berita Saudi (WAS) melaporkan, buah pertama yang telah dipetik adalah debat di Ethiopia, oleh salah seorang Da’i DIUPI di sana. 


Syaikh Qamar Husain, pengarang 2 buku Islam, Injil & Taurat. Kedua bukunya laku keras. Sampai-sampai, kebanyakan pendeta di sana tergerak membacanya. Hal itu mendorong mereka meminta bertemu langsung dengan Syaikh Qamar. Ada 20 orang.

Syaikh Shalih menjelaskan, setelah pertemuan itu, para pendeta itu meminta diadakannya debat terbuka, di hadapan publik. Sekitar 10.000 umat Islam & Nasrani hadir dalam debat terbuka yang bersejarah itu. 

Debat berlangsung 6 jam. Terfokus pada 3 tema. Hasilnya sungguh amat mencengangkan sekaligus menggembirakan. Setelah debat usai, 144 orang laki-laki & wanita masuk Islam. 3 orangnya, pendeta.

Syaikh Shalih menambahkan, ke 3 pendeta itu merasakan nikmatnya Islam & setelah mengucapkan 2 kalimat Syahadat. Mereka bercita-cita Haji. Cita-cita diamini DIUPI, yang bersedia menanggung ongkos haji ketiga muallaf tersebut, bersama sejumlah Da’i.

Salah 1 tema yang sangat menonjol, sehingga menggugah hati para muallaf masuk Islam dalam debat itu, seperti yang disiratkan Syaikh Shalih, adalah apa yang dilakukan sang Da’i, Qamar Husain. Mengajak berdiskusi seputar syubhat yang terdapat dalam kedua buku karyanya tersebut. Terlebih, karena beliau sudah hafal di luar kepala isi kedua bukunya itu.

Dialog bersama pendeta itu, di lokasi kiblat yang penyebutannya terdapat dalam Taurat mereka. Da’i Islam itu membantah pendapat mereka, melalui teks-teks Taurat. Yang menyatakan, Nabi Isa AS menyebutkan, agar mereka menghadap kiblat selain Baitul Maqdis sepeninggal beliau.

Informasi dalam teks Taurat tersebut menurut Syaik Qamar, tidak berani diotak-atik para pendeta, maupun diinterpretasikan. Karenanya, beliau mengingatkan mereka terkait hal itu dengan firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah yang berbunyi (artinya),

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. 

Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi & Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat & Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Rabb-nya; & Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS.al-Baqarah:144)

Syaikh Shalih, direktur pelaksana DIUPI menjelaskan, misi DIUPI adalah memperkenalkan Islam. Dengan target, memperkenalkan keindahan-keindahan Islam. Mempublikasikan gambaran yang benar, tentang masyarakat Islam dalam beragam bahasa. 

Membela Islam, di seluruh medan kehidupan serta bekerja merealisasikan risalah Islam, dalam menyebarkan keamanan, kedamaian, pembangunan peradaban, menjaga hak-hak Islam & menyebarkan risalah Islam yang abadi ke seluruh dunia.

DIUP memiliki 10 proyek saat ini. Di antaranya Kafalah Du’at (menanggung biaya hidup para Da’i) & mereka yang mengenalkan Islam kepada umat manusia. 
[14010076sumber: Alsofwah ; http://info-muallaf-baru.blogspot.com]


0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi