Selasa, 11 Maret 2014

Kitab Tobat @1/2



Tobat & mengadakan perbaikan. Allah berfirman, “kecuali mereka yang telah tobat & mengadakan perbaikan & menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima tobatnya & Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” [2:160]



Allah Maha Pengampun.  Allah berfirman, “kecuali orang-orang yang tobat, sesudah (kafir) itu & mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [3:89]

Bertobat & memperbaiki diri. Allah berfirman, “Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertobat & memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; & Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” [4:16-18]

Allah Maha Penerima tobat. Allah berfirman, “Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, & Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” [4:64]

Pahala besar. Allah berfirman, “Kecuali orang-orang yang tobat & mengadakan perbaikan & berpegang teguh pada (agama) Allah & tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman & kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” [4:146]

Allah berfirman, “Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah & memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [5:74]

Kejahatan, kemudian bertobat. Allah berfirman, “Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertobat sesudah itu & beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah tobat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [7:153]

Memelihara hukum-hukum. Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf & mencegah berbuat mungkar & yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” [9:112]


1. Anjuran untuk bertobat & bergembira dengannya
·         Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
“Ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sungguh Allah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya yang beriman daripada seseorang yang berada di tanah tandus yang berbahaya bersama hewan tunggangan yang membawa bekal makanan & minumannya. Lalu dia tidur kemudian ketika bangun didapati hewan tunggangannya tersebut telah menghilang.
·          
·         Dia pun segera mencarinya sampai merasa dahaga kemudian dia berkata dalam hatinya: Sebaiknya saya kembali ke tempat semula & tidur di sana sampai saya mati. Lalu dia tidur dengan menyandarkan kepalanya di atas lengan sampai mati. Tetapi ketika ia terbangun didapatinya hewan tunggangannya telah berada di sisinya bersama bekal makanan & minuman. Allah lebih senang dengan tobat seorang hamba mukmin, daripada orang semacam ini yang menemukan kembali hewan tunggangan & bekalnya.” [Shahih Muslim No.4929]
·          
·         Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
“Rasulullah saw. bersabda: Sungguh Allah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya ketika ia bertobat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antara kamu sekalian yang menunggang untanya di tengah padang luas yang sangat tandus, lalu unta itu terlepas membawa lari bekal makanan & minumannya & putuslah harapannya untuk memperoleh kembali.
·          
·         Kemudian dia menghampiri sebatang pohon lalu berbaring di bawah keteduhannya karena telah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut. Ketika dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia mendapati untanya telah berdiri di hadapan. Lalu segera ia menarik tali kekang unta itu sambil berucap dalam keadaan sangat gembira: Ya Allah, Engkau adalah hambaku & aku adalah Tuhan-Mu. Dia salah mengucapkan karena terlampau merasa gembira.” [Shahih Muslim No.4932]

2. Tentang besarnya kasih sayang Allah Taala yang senantiasa mendahului murka-Nya

·         Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
“Bahwa Nabi saw. bersabda: Tatkala Allah menciptakan makhluk, Allah telah menuliskan dalam kitab catatan-Nya yang berada di sisi-Nya di atas arsy bahwa sesungguhnya kasih sayang-Ku mengalahkan murka-Ku.” [Shahih Muslim No.4939]
·          
·         Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
“Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Allah telah menjadikan kasih sayang-Nya terbagi dalam seratus bagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian di sisi-Nya & menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah para makhluk saling kasih-mengasihi sehingga seekor induk binatang mengangkat cakarnya dari anaknya karena takut melukainya.” [Shahih Muslim No.4942]
·         Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:
“Bahwa ia datang menghadap Rasulullah saw. dengan membawa beberapa orang tawanan. Di antara para tawanan itu terlihat seorang wanita sedang mencari-cari, lalu jika ia mendapatkan seorang bayi di antara tawanan dia langsung mengambil bayi itu lalu mendekapkannya ke perut untuk disusui.
·          
·         Lalu Rasulullah saw. berkata kepada kami: Bagaimana pendapat kamu sekalian, apakah wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api? Kami menjawab: Tidak, demi Allah, sedangkan dia mampu untuk tidak melemparnya. Rasulullah saw. bersabda: Sungguh Allah lebih mengasihi hamba-Nya daripada wanita ini terhadap anaknya.” [Shahih Muslim No.4947]
·          
·         Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
“Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Terdapat seorang lelaki yang belum pernah melakukan satu kebajikan pun berkata kepada keluarganya apabila dia mati, maka hendaklah mereka membakar jenazahnya lalu menebarkan setengah dari abunya ke daratan & yang setengah lagi ke lautan.
·          
·         Demi Allah! Jika sekiranya Allah kuasa atasnya, tentu Dia akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Dia timpakan kepada seorang pun di dunia ini. Kemudian ketika orang itu meninggal mereka segera melaksanakan apa yang diperintahkan.
·          
·         Lalu Allah memerintahkan daratan untuk mengumpulkan abu jenazahnya yang ditebarkan kepadanya, & memerintahkan lautan untuk mengumpulkan abu jenazahnya yang ditebarkan kepadanya. Kemudian Allah berfirman: Mengapa kamu melakukan ini? Orang itu menjawab: Karena takut kepada-Mu wahai Tuhanku padahal Engkau sendiri lebih mengetahui. Lalu Allah mengampuni orang tersebut.” [Shahih Muslim No.4949]
·          
·         Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
“Dari Nabi saw. bahwa seorang lelaki di antara umat sebelum kalian telah Allah karuniakan harta kekayaan & anak keturunan, lalu ia berpesan kepada anak-anaknya: Kamu sekalian harus melakukan apa yang aku perintahkan kalau tidak maka aku akan mengalihkan harta warisanku kepada orang lain.
·          
·         Jika aku telah meninggal nanti, maka bakarlah jenazahku. Sejauh pengetahuanku orang itu juga berkata: Kemudian tumbuklah sampai halus (abu sisa pembakaran itu) lalu tebarkanlah ke arah hembusan angin karena aku sama sekali tidak menyimpan satu kebajikan pun di sisi Allah padahal Allah berkuasa untuk menyiksaku. Lalu orang itu mengambil perjanjian dengan mereka.
·          
·         Demi Tuhan, mereka pun melaksanakan perintah itu. Allah bertanya kepada orang itu: Apa yang membuatmu berbuat demikian? Orang itu menjawab: Rasa takut terhadap-Mu. Jadi, alasan perbuatannya itu tiada lain hanyalah karena takut kepada Allah.” [Shahih Muslim No.4952]
·          
3. Diterimanya tobat dari segala dosa, meskipun dosa & tobat diperbuat berulang kali
·         Hadis riwayat Abu Hurairah ra:
“Dari Nabi saw. tentang yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, beliau bersabda: Seorang hamba melakukan satu perbuatan dosa lalu berdoa: "Ya Allah, ampunilah dosaku". Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa & dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau akan menghukum karena dosa itu.
·          
·         Kemudian orang itu mengulangi perbuatan dosa, lalu berdoa lagi: Wahai Tuhan-ku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa & dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menyiksa karena dosa itu. Kemudian orang itu melakukan dosa lagi, lalu berdoa: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku.
·          
·         Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa & dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menghukum karena dosa itu serta berbuatlah sesukamu, karena Aku benar-benar telah mengampunimu. Abdul A`la berkata: Aku tidak mengetahui apakah Allah berfirman "berbuatlah sesukamu" pada yang ketiga kali atau keempat kali.” [Shahih Muslim No.4953]

4. Tentang kecemburuan Allah Taala & larangan perbuatan keji
·         Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
“Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih menyukai pujian daripada Allah maka oleh karena itulah Dia memuji Zat-Nya sendiri. Dan tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah maka karena itu Allah mengharamkan perbuatan keji.” [Shahih Muslim No.4955]
·          
·         Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
“Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah itu cemburu & orang yang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah, yaitu jika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan.” [Shahih Muslim No.4959]
 5. Firman Allah Taala: Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus dosa perbuatan-perbuatan buruk
·         Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
“Bahwa seorang lelaki telah mencium seorang perempuan, lalu orang datang menemui Nabi saw. untuk menceritakan hal itu kepada beliau. Maka turunlah ayat: Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi & petang) & pada bahagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang mau ingat. Lelaki itu bertanya: Apakah ayat ini untukku, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. bersabda: Untuk siapa saja di antara umatku yang melakukan hal itu.” [Shahih Muslim No.4963]

·         Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
“Seorang lelaki datang menemui Nabi saw. lalu berkata: Ya Rasulullah! Aku telah melanggar hukum hudud, maka laksanakanlah hukuman itu atas diriku! Kemudian tibalah waktu salat & ia pun ikut salat bersama Rasulullah saw. Setelah menyelesaikan salat, orang itu berkata lagi: Ya Rasulullah! Sesungguhnya aku telah melanggar hukum hudud, maka laksanakanlah hukuman Allah itu atas diriku! Rasulullah saw. bertanya: Apakah engkau ikut melaksanakan salat bersama kami? Orang itu menjawab: Ya! Rasulullah saw. bersabda: Kamu telah diampuni.” [Shahih Muslim No.4965]

6. Diterimanya tobat seorang pembunuh, meskipun telah banyak membunuh
·         Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
“Bahwa Nabi saw. bersabda: Di antara umat sebelum kamu sekalian terdapat seorang lelaki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Lalu dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling berilmu, kemudian dia ditunjukkan kepada seorang pendeta.

Dia pun mendatangi pendeta tersebut & mengatakan, bahwa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah tobatnya akan diterima? Pendeta itu menjawab: Tidak! Lalu dibunuhnyalah pendeta itu sehingga melengkapi seratus pembunuhan.

Kemudian dia bertanya lagi tentang penduduk bumi yang paling berilmu lalu ditunjukkan kepada seorang alim yang segera dikatakan kepadnya bahwa ia telah membunuh seratus jiwa, apakah tobatnya akan diterima? Orang alim itu menjawab: Ya, & siapakah yang dapat menghalangi tobat seseorang!

Pergilah ke negeri Anu & Anu karena di sana terdapat kaum yang selalu beribadah kepada Allah lalu sembahlah Allah bersama mereka & jangan kembali ke negerimu karena negerimu itu negeri yang penuh dengan kejahatan! Orang itu pun lalu berangkat, sampai ketika ia telah mencapai setengah perjalanan datanglah maut menjemputnya.

Berselisihlah malaikat rahmat & malaikat azab mengenainya. Malaikat rahmat berkata: Dia datang dalam keadaan bertobat & menghadap sepenuh hati kepada Allah. Malaikat azab berkata: Dia belum pernah melakukan satu perbuatan baik pun. Lalu datanglah seorang malaikat yang menjelma sebagai manusia menghampiri mereka yang segera mereka angkat sebagai penengah.

Ia berkata: Ukurlah jarak antara dua negeri itu, ke negeri mana ia lebih dekat, maka ia menjadi miliknya. Lalu mereka pun mengukurnya & mendapatkan orang itu lebih dekat ke negeri yang akan dituju sehingga diambillah ia oleh malaikat rahmat.” [Shahih Muslim No.4974] 



0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi