Dalam kitab Hayatussahabah, disebutkan bahwa Dakwah Nabi Muhammad saw
kepada perorangan, dituliskan Abu Bakar ra. masuk Islam, setelah diajak Muhammad
saw. Abu Bakar ra. kemudian mendakwahkan Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah
bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas & beberapa tokoh
penting dalam Islam lainnya.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza, tidak menerima Islam. Sehingga Abu
Bakar ra. menceraikannya. Istrinya yang lain, Um Ruman menjadi Muslimah juga. Semua
anaknya, kecuali 'Abdur Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia & 'Abdur Rahman
berpisah.
Sebagaimana yang juga dialami pemeluk Islam awal. Ia juga mengalami
penyiksaan, yang dilakukan penduduk Mekkah, yang masih memeluk agama nenek
moyang. Penyiksaan terparah dialami yang berasal dari golongan budak.
Pemeluk non budak, biasanya masih dilindungi para keluarga &
sahabat. Para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar ra.
membebaskan para budak, dengan membelinya dari tuannya kemudian memerdekakannya.
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad saw pindah ke Madinah (622 M), Abu
Bakar ra. adalah satu-satunya orang yang menemaninya.
Abu Bakar ra. terikat dengan Nabi Muhammad saw secara kekeluargaan.
Anak perempuannya, Aisyah rha. menikah dengan Nabi Muhammad saw, beberapa saat
setelah Hijrah. Kepribadian Abu Bakar ra. Aisyah berkata, Abu Bakar ra. adalah
seorang pedagang, yang setiap hari pergi ke pasar jual beli.
Dia mempunyai sekumpulan domba yang dia urus sendiri & terkadang
menggembalakannya atau dia serahkan orang lain. Dia juga memerah air susunya,
untuk diberikan orang-orang kampung. Ketika dia sudah dibaiat sebagai khalifah,
ada seorang gadis perempuan yang berkata,
"Tentunya sekarang dia tidak
mau lagi memerah air susu untuk diberikan kepada kami". Abu Bakar ra.
sempat mendengar perkataan gadis itu. Maka dia berkata, "Aku bersumpah untuk tetap memerah air susu bagi kalian & aku
berharap agar tugasku yang baru ini tidak merubah kebiasaanku yang lalu.".
Dia tetap memerah susu seperti biasanya & diberikan kepada mereka &
meninggalkan usaha dagangnya.
Untuk keperluan diri & keluarga, dia mengambil gaji dari Baitul mal
milik umat. Sekedar mencukupi keperluannya setiap hari, juga haji & umrah.
Gajinya 1 tahun 6.000 dirham. Menjelang kematiannya, dia berkata, "Kembalikan sisa gaji yang ada di
tangan kita ke Baitul-mal milik orang-orang Muslim, karena aku tidak ingin
mengambil sedikit pun dari harta tersebut. Tanahku yang ada di tempat ini &
itu juga bagi orang-orang Muslim."
Asma' binti Abu Bakar ra., berkata, "Saat Rasulullah Saw hijrah ke
Madinah & Abu Bakar ra. bergabung beliau, maka Abu Bakar ra. membawa semua
hartanya sebanyak 5 atau 6 ribu dirham. Kakekku yang buta, Abu Qahafah memasuki
rumah seraya berkata, "Demi Allah, menurutku Abu Bakar ra. telah membuat
kalian khawatir karena semua hartanya dia bawa."
"Tidak kakek, masih banyak kebaikan yang dia tinggalkan untuk
kita," kata Asma'. Lalu aku mengambil kerikil-kerikil & kuletakkan di
sebuah lubang di dalam rumah, yang di tempat itulah biasanya Abu Bakar ra.
meletakkan hartanya. Kemudian kuletakkan kain di atasnya. Kupegang tangan
kakek, sambil kukatakan kepadanya, "Letakkan
tangan kakek di tempat penyimpanan harta ini."
Setelah meraba tempat itu, kakek berkata, "Tak apalah kalau dia meninggalkan harta ini untuk kalian. Dia memang
telah berbuat yang terbaik, & sudah cukup untuk kalian." Padahal
demi Allah, ayahku tidak meninggalkan apa pun untuk kami. Aku berbuat seperti
itu dengan maksud untuk membuat agar kakek merasa tenang.
=======
Baca juga:
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi