Sabtu, 03 Maret 2012

CHRISTIANA ADRIANA: RAGU

[Journey to Islam ; 20 Fe :b 2006]
Christiana Adriana adalah nama pemberian orang tua. Sesuai nama yang berawalan Christiana, orang sudah mafhum agama saya. 

Saya pengarut Kristen Katolik. Sejak kecil, kedua orang tua kami selalu menanamkan ajaran Kristen mendidik kami, anak-anaknya. 

Bersama orang tua, saya pun aktif setiap kegiatan gereja. Ibu aktivis gereja, memberi makan pendeta. Sebagai penganut taat, saya sangat rajin membaca Alkitab. Saya juga banyak membaca kisah-kisah Nabi Isa. Juga sangat kagum gambar Bunda Maria. Saya tempel di banyak sudut rumah.
Bersamaan rasa kagum kepada agama ini, sebagai anggota masyarakat, saya juga bergaul dengan sesama. Saya tinggal di Yogyakarta yang mayoritas penduduknya Islam. Di lingkungan yang berbeda agama inilah saya bergaul. Ini sejak kanak-kanak hingga dewasa. Sangat senang bergaul dengan mereka. Mereka tidak mempersoalkan perbedaan agama.

Pergaulan yang luas dengan kalangan Islam ini, membuat orang tua was-was. Mereka kemudian melarang. Karena sudah terlalu dekat, saya sembunyi-sembunyi menjumpai mereka. Lama-kelamaan diketahui juga ayah Saya didamprat habis-habisan. Saya juga mendapat hukuman.

1971, selepas Sekolah Guru Agama (SGA), resmi bergelar biarawati. Harus tinggal di asrama. Tugas pertama mengajar di taman kanak-kanak. Setelah itu, sebagai misionaris yang meliputi wilayah garapan Jakarta & sekitarnya. 

Sebagai misionaris, mengajak pemeluk Islam menjadi penganut Kristen. Berhasil. Ternyata, banyak orang Islam yang pindah ke Kristen. Umumnya, dari kalangan yang kesusahan. Mereka menggadaikan imannya, karena merasa berutang budi kepada misionaris.

Setelah 3 tahun menjadi misionaris, mulai risih ajaran-ajaran agama sendiri. Saya sering membandingkan ajaran Kristen & Islam. Karena sering membandingkan, akhirnya berkesimpulan, Islamlah yang mempunyai ajaran & hukum yang sangat jelas. Seperti: halal, haram, mubah, & makruh. Bukan itu saja, Saya terkadang bertanya ketuhanan Yesus. Mengapa Yesus sebagai Tuhan bisa disalib & tidak berdaya?

Saya juga bertanya sikap umat Kristen, yang seharusnya taat Alkitab, malah percaya dogma dogma Paulus. Misalnya, Imamat: 11 yang mengharamkan babi. Umat Kristen memakannya. 

Selain itu, umat Kristen juga melalaikan perintah sunat atau berkhitan. Dari pertanyaan ini, membuat ragu kebenaran agama yang sejak kecil itu. Pertanyaan & sikap penganutnya ini yang menjadi awal keraguan saya terhadap Kristen.

Hal-hal Aneh. Keraguan inilah, saya mengalami hal-hal aneh yang belum pernah terjadi dalam hidup saya. Pertama, saya berdoa kepada Tuhannya Islam. Dalam doa itu, saya minta agar ditunjukkan kekuasaanNya, sehingga menambah keyakinan saya. 

Kedua, bertepatan Hari Raya Idul Adha, saya melihat orang orang yang suci bersih berbaris dengan rapi. Tiba-tiba muncul gumpalan-gumpalan awan yang memayungi orang-orang suci itu.

Ketiga, saat subuh, ketika bersiap doa, tiba-tiba ada yang memegangi tangan dari belakang. Mulut dibekap hingga tak bisa bicara. Pikir saya, saya sedang dirampok. Kondisi demikian, saya berusaha berteriak. Namun, saya malah berteriak Allahu Akbar & mengucapkan 2 kalimat syahadat.

Setelah berteriak seperti itu, pegangan tangan mengendur & lenyap. Kemudian, saya tak sadarkan diri. Dalam keadaan seperti itu, saya mengalami halusinasi. Saya merasa dibawa entah oleh siapa ke sebuah padang yang sangat luas. 


Di hadapan terdapat gumpalan bara sebesar gunung. Semua rumput bersujud. Kemudian secara sayup-sayup saya mendengar kumandang suara azan. Lantunan suara suci itu begitu menyayat hati. Saya merasa begitu bersalah selama ini.

Keempat, setiap kali saya mendapat kesulitan, muncul seseorang memakai sorban yang berdiri tegar di hadapan saya. Orang itu kemudian mengatakan, 


"Apa yang engkau inginkan? Apa belum cukup kebesaran yang Aku tunjukkan?"
Masuk Islam. Setelah kejadian aneh itu, ingin ikhlas memeluk Islam. Niatan itu saya sampaikan kepada kepala suster. Bukan sambutan hangat yang saya terima, malah kemarahan. Kepala suster marah & melarang. 



Namun, tekad bulat pindah. Untuk itu, hengkang dari asrama. Keinginan itu juga didengar orang tua. Saya dimarahi & diobati paranormal. Mereka mengancam tidak mengakui sebagai anak. Namun yang keluar dari mulut saya hanya kalimat tauhid. Karena tidak mempan, akhirnya orang tua membawa ke rumah sakit jiwa, alasan kena sihir.

Akhirnya, dapat mewujudkan keinginan itu. Berkat usaha seorang teman, saya berhasil dibimbing memeluk Islam di sebuah pondok pesantren di Jakarta Timur. Nama diganti menjadi Supriantini.

Setelah pindah agama, saya lebih memfokuskan belajar mendalami Islam. Tidak bosan-bosan mendoakan kedua orang tua agar mereka segera diberi taufik & hidayah Allah SWT. (Maulana/Albaz - dari Buku "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani Press website : 
http://www.gemainsani.co.id/) oleh Mualaf Online Center http://www.mualaf.com/

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi