Selasa, 06 Maret 2012

Linda Santi : Benar, Mudah & Kompleks


Journey to Islam Oleh : Redaksi 31 May 2005 - 1:00 am
Tan Fang Yong – nama Cina Linda Santi – akhirnya memenuhi harapan-harapan orangtuanya dahulu sebagai langkah pertamanya. Itu diutarakannya, sebelum ke Surabaya. “Ternyata mereka
menginginkan saya menyelesaikan kuliah secepat mungkin”, tutur gadis 7 bersaudara ini.

Lingkungan, mempengaruhi pribadi & pemikiran seseorang. Tumbuh dalam lingkungan baik berpotensi menjadi baik pula. Lingkungan buruk berpotensi menjadi berkepribadian buruk. Linda Santi, muallaf dari Bima, Nusa Tenggara Barat, ketika mengenal Islam, faktor lingkungan yang mendukungnya. Sekolah & teman bermainnya. Salah satu hal yang membuat Linda tertarik, adalah kisah Nabi yang mengandung ajaran & nilai-nilai yang tinggi & luhur.

Linda berupaya mengenal lebih jauh lagi tentang Islam. Setelah yakin kebenaran Islam, mulai memikirkan agar orang tuanya menerima ke-Islam-annya. Alhamdulillah, … amanah yang dipikulnya diselesaikan dengan baik & tepat waktu. Pada 1995 menjelang wisuda, Linda mencoba membicarakan keinginannya masuk Islam. Walaupun sempat ragu-ragu akan ditentang, karena ke-3 kakaknya sudah terlebih dahulu Islam diam-diam. Namun, mengingat ia telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, keberaniannya tumbuh. Alhamdulillah, …. setelah Linda Islam tetap berbakti kepada orang tua & berakhlaq mulia. “ Yah, … mungkin semua ini berkat niat & do’a saya untuk tidak sedikitpun menyakiti hati orang tua saya”, katanya.

Linda yang punya hobi baca & nyanyi ini, akhirnya mengikrarkan syahadatnya di Malang, Jawa Timur, 22 Juli 1995. Saksinya adalah kakak & keponakannya serta pengurus masjid itu sendiri.

Memasuki kerja, Linda tidak mendapat hambatan. Sebaliknya ke-Islamannya ia menjadi perhatian teman-temannya. Baik muslim maupun bukan. “Dari semua kemudahan yang Allah SWT berikan, saya pun ingin mengatakan kepada orang tua, adik-adik & teman-teman yang belum masuk Islam, bahwa Islam itu benar, mudah & sangat kompleks dalam mengatur & menjawab segala persoalan dalam kehidupan ini”, ujarnya mantap.

Kemudahan, bukan berarti tanpa cobaan. Sunatullah, Allah SWT akan menguji hambanya untuk mengetahui yang bersungguh-sungguh di jalan Allah & yang dusta & munafik. Salah seorang atasan Linda, yang kharismatik kerap mengajaknya berdiskusi, yang kadang menyudutkan Islam. Di antaranya, menurut atasannya, umat Islam menyembah berhala. Sholat menghadap Kiblat, yaitu Ka’bah dari batu.

Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, Linda mengembalikan argumen, umat Islam ketika sholat tidak pernah sekalipun membayangkan Ka’bah sebagai yang disembah. Ka’bah hanya sarana atau wasilah pemersatu arah atau poros sholat. Kiblat, tidaklah wajib. Ketika tidak mengetahui kiblat pasti. Pandangan Islam soal fungsi Ka’bah, sangat berbeda dengan pandangan Nasrani terhadap berhala, patung Bunda Maria – yang dipuja (sebagai Bunda Allah-Katolik ed.). Argumentasi lainnya alhamdulillah mampu diatasi. Semoga Allah SWT menetapkan hati kita tetap istiqomah di jalanNya. Amiin.
 


0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi