Jumat, 27 Desember 2013

Abdurraheem Green: Islam


[“Jika di dunia ini ada sebuah buku yang ditulis oleh Tuhan, maka inilah dia,”]

Video ceramah Abdurraheem Green tentang berbagai topik dapat dilihat. Seperti tentang Perjalanan menuju Islam & masalah keyakinan salah Ateis.

Abdurraheem Green. Ayahnya adalah pejabat kolonial Inggris di Tanzania. Waktu kecil sang ayah memasukannya ke sekolah gereja di Bologna. Ber‘sekolah pondok’ di situ hingga remaja.

Keluar dari sana dengan kesadaran seorang Kristen saleh. Berkulit putih, bertampang ala pemusik rock, cukup ‘manusiawi’ kalau perasaan superioritas kulit putihnya muncul, ketika berhadapan orang Asia atau orang ‘dunia ketiga’.

Suatu hari, ketika hendak ‘memberadabkan’ seorang pemuda Mesir ke jalan Yesus, di tengah pembicaraan, si pemuda Mesir bertanya:



“Do you believe that Jesus is God?”
“Yes!” jawab si George [waktu itu namanya George Anthony]
“Do you believe that Jesus died in the cross?” tanya si Mesir lagi.
“…..”
Setelah dialog itu, hatinya tak pernah tenang.

“Serasa ditonjok Mike Tyson tepat di batang hidungku,” kenangnya suatu saat. Mulai timbul perasaan telah sekian lamanya diindoktrinasi ajaran tak masuk akal. Gelisah.

Singkat kata, ia tak percaya Kristus lagi. Kristen tak memberinya kepuasan akal. Lalu ia melihat kehidupan spiritual di Timur yang serba tentram & tenang. Ia pergi ke India, menjadi pengikut Budha.

Tapi tak lama. Karena sang Budha memandang hidup, seluruhnya penderitaan. Hidup bahagia nanti masanya, di Nirwana. Setelah manusia berhasil memurnikan diri melaui perih & pedih. Untuk mencapai Nirwana, manusia harus menderita, melenyapkan egonya.

Dengan pandangan ini, harapan hidup bahagia di dunia sirna sudah. Mana mungkin dahaga jiwa terbasuh, bila selama hidupnya manusia adalah bagian dari penderitaan? Pemain inti dalam kemalangan?

Ia pun meninggalkan jalan Budha. Kemana lagi? Ah, capek ngikuti orang. Kenapa tak bikin ajaran sendiri saja? Toh semua nabi & pendeta manusia juga? Dia pun jadi nabi untuk dirinya sendiri. Agama sendiri.

Tapi kegelisahan jiwa tak juga hilang. Pertanyaan paling mengganggu adalah: “Hidup ini untuk apa?”

Dia campakkan agama buatannya sendiri itu, sembari menyumpah: “Hell with these all things! Maybe there’s no meaning to life!”

Sekarang, yang penting, bagaimana hidup sesenang mungkin. Titik. Itulah makna hidup. Senang. Bahagia. Dan alat paling masuk akal & realistis untuk kesenangan adalah uang. Oke, cari uang sebanyak-banyaknya!

Caranya? Yang bekerja keras! Lihat Amerika. Ada orang-orang yang begitu kaya, tapi itu hasil kerja ¾ hidupnya. Itulah American dream. Makin besar kekayaan yang diangankan, makin keras kerja yang diperlukan. Berarti orang hanya bisa senang kalau sudah berumur. Nengok ke Jepang, apa lagi, kerja keras sampai mampus. Apa artinya hidup, kalau lebih dari separuhnya harus dipakai untuk kerja keras? Cuma beda sedikit dangan ajaran sang Budha.

“Then I see the Saudi Arabians..” katanya. “Mereka cuma leha-leha di atas unta, mengucapkan Allahu akbar, Alhamdulillah..uang mengalir terus…”

[google.com]
“Kok mereka bisa begitu? Coba kuperiksa ajaran agamanya,” kenangnya lagi.

Lalu ia mencari al-Qur’an, ‘kitab orang-orang Arab’, & membacanya dengan kepenasaranan yang tinggi. Ia pertama kali membacanya di atas kereta api. Sebagai petualang tanpa agama.

Meski ia hanya membaca terjemahan Inggrisnya, suntuk jiwanya mulai terlipur, kata demi kata. Dahaga akal & rasa perlahan berganti sejuk dari tetes demi tetes ayat al-Qur’an.

“Jika di dunia ini ada sebuah buku yang ditulis oleh Tuhan, maka inilah dia,” kenangnya.

[http://diankurniaa.wordpress.com]


0000000

Hanya kepadaNya-lah berserah diri. Allah berfirman, "Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah & kepada apa yang diturunkan kepada kami & yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, & anak-anaknya, & apa yang diberikan kepada Musa, `Isa & para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka & hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."" [3:84]

Cahaya terang. Allah berfirman, Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) & telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).” [4:174]

 Namanya tertulis di dalam Taurat & Injil. Allah berfirman, (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat & Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf & melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar & menghalalkan bagi mereka segala yang baik & mengharamkan bagi mereka segala yang buruk & membuang dari mereka beban-beban & belenggu-belenggu yang ada pada mereka.
Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya & mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [7:157]

Cahaya Tuhan. Allah berfirman, "Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." [39:22]

Hanya Allah pemberi petunjuk. Allah berfirman"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. 
Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)." [2:272]

Dia melapangkan dada memeluk Islam. Allah berfirman, “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” [6:125]

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi