Kamis, 26 Desember 2013

Masuk Islamnya 'Pedang Allah' Khalid bin Walid

[Khalid terperangah. "Bagaimana mungkin, Bilal yang kuketahui sebagai budak hitam & buta huruf, bisa berbicara seindah & sehebat itu. Tentu itu benar perkataan & Firman Allah".]

Khalid bin Walid. Sebelum Islam, Khalid bin Walid sangat termashur sebagai panglima tentara kafir Quraisy yang tak terkalahkan. 

Baju kebesarannya berkancingkan emas & mahkota di kepalanya, bertahtahkan berlian. Begitu gagah & perkasanya Khalid. Baik di medan perang maupun ahli menyusun strategi perang.
Waktu perang Uhud, melawan tentara muslimin pimpinan Rasulullah SAW, banyak suhada syahid. Terbunuh di tangan Khalid bin Walid. Dengan suara lantang di atas perbukitan, Khalid bin Walid berkata:

”Hai Muhammad, kami sudah menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….Lihatlah pamanmu, Hamzah yang tewas tercabik cabik tubuhnya & lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”.

Rasulullah SAW menjawab:
“Tidak aku yang menang & engkau yang kalah Khalid …Mereka yang gugur adalah Syahid, sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid. Mereka hidup di sisi Allah SWT. Penuh kemuliaan & kenikmatan.
Mereka telah berhasil pindah alam, dari dunia menuju akhirat, menuju surga Allah. Karena membela agama Allah. Gugur sebagai syuhada. Akan tetapi, matinya tentaramu, matinya sebagai kafir & dimasukkan ke Neraka Jahannam.”

Setelah itu, Khalid memerintahkan pasukannya kembali. Sejak itu, Khalid termenung terngiang selalu kata kata Muhammad SAW & penasaran akan sosok Muhammad SAW .

Maka, Khalid mengutus mata-mata (intel), memantau & mengamati aktivitas Muhammad Saw setelah perang Uhud. Setelah cukup lama memata-matai Rasulullah, akhirnya utusan Khalid bin Walid melaporkan hasil pengamatan tersebut.

Kata utusan tersebut,

”Aku mendengar semangat juang yang dikemukakan Muhammad kepada para pasukannya. Muhammad mengatakan: ”Aku heran kepada seorang panglima Khalid bin Walid yang gagah perkasa & cerdas, tapi kenapa dia tidak paham dengan agama Allah yang aku bawa. Sekiranya Khalid bin Walid tahu & paham Agama yang aku bawa, dia akan berjuang bersamaku (Muhammad). Khalid akan aku jadikan juru rundingku, yang duduk bersanding di sampingku.””

Kata kata mutiara tersebut disampaikan mata-mata Khalid bin walid di Mekkah kepada panglimanya. Mendengar laporan Intel itu, semakin membuat risau Khalid bin Walid. Hingga akhirnya, Khalid memutuskan bertemu Muhammad, dengan menyamar & menggunakan topeng menutup wajahnya. Tidak dikenali siapapapun.

Khalid berangkat seorang diri, menunggang kuda & menggunakan baju kebesarnnya yang berhias emas serta mahkota bertahta berlian. Namun, wajahnya ditutupi topeng. Di tengah perjalanan, Khalid bertemu Bilal yang sedang bedakwah kepada para petani. 

Diam-diam, Khalid mendengarkan & menyimak apa yang disampaikan Bilal yang membacakan surat Al-Hujarat [49:13], artinya:
Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki & seorang perempuan & menjadikan kamu berbangsa-bangsa & bersuku suku supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang-orang yang paling bertaqwa, karena sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”
Khalid terperangah. Bagaimana mungkin, Bilal yang kuketahui sebagai budak hitam & buta hurup bisa berbicara seindah & sehebat itu. Tentu itu benar perkataan & Firman Allah.

Namun, gerak gerik mencurigakan Khalid bin walid di ketahui Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Dengan lantang Ali berkata

”Hai penunggang kuda, bukalah topengmu agar aku bisa mengenalimu, bila niatmu baik aku akan layani dengan baiki & bila niatmu buruk aku akan layani pula dengan buruk”, kata Ali bin Abi Thalib.

Setelah itu, dibukalah topeng. Tampaklah wajah Khalid bin Walid. Seorang Panglima besar kaum kafir Quraisy yang berjaya diperang Uhud. Dengan tatapan mata yang penuh karismatik Khalid berkata:

”Aku kemari punya niat baik, untuk bertemu Muhammad & menyatakan diriku masuk Islam”, kata Khalid bin Walid. Wajah Ali yang sempat tegang, berubah menjadi berseri-seri.

”Tunggulah kau di sini Khalid saya akan sampaikan berita gembira ini kepada Rasulullah SAW ”, kata Ali bi Abi thalib.

Bergegas Ali menemui Rasulullah SAW & menyampaikan maksud kedatangan Khalid bin Walid sang panglima perang. Mendengar berita itu, wajah Rasulullah SAW berseri seri. Lalu mengambil sorban hijau miliknya, dibentangkan di tanah sebagai tanda penghormatan kepada Khalid bin walid yang akan datang menemuinya.

Rasulullah SAW menyuruh Ali menjemput Khalid untuk menemuinya. Begitu Khalid datang, Rasulullah langsung memeluknya.

”Ya Rasulullah Islam saya”, kata Khalid bin Walid. Rasulullah SAW mengajarkan kalimat Syahadat kepada Khalid. Khalid bin Walid telah memeluk agama Islam.

Selesai membaca Syahadat, Khalid bin Walid menanggalkan mahkotanya yang bertahtahkan intan. Diserahkan kepada Rasulullah. Begitu pula bajunya yang berkancingkan emas, diserahkan juga. Namun begitu, Khalid bin Walid akan mencopot pedangnya & menyerahkannya kepada Rasulullah. Baginda Rasulullah melarangnya.

”Jangan kau lepaskan pedang itu Khalid, karena dengan pedang itu nanti kamu akan berjuang membela agama Allah bersamaku”, kata Rasulullah SAW . Dan Nabi memberi gelar pedang tersebut dengan nama “Syaifulloh. Artinya, “pedang Allah yang terhunus”.

Setelah bergabungnya Khalid bin Walid ke dalam Islam, bertambah kuatlah pasukan Muslim. Hingga bisa menaklukan kota Mekkah. Pasukan kafir Quraiys secara drastis melemah. Bagaikan ayam kehilangan induknya. [sachrony.wordpress.com]


1 komentar:

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi