Rabu, 25 Desember 2013

Dr. Jerald F. Dirk: Memilih Islam



Dr. Jerald F Dirks, adalah mantan Ketua Dewan Gereja Metodis sekaligus Master Perbandingan Agama Havard University. Sekarang adalah cendekiawan muslim, yang banyak mengajar & produktif menulis. 

Beberapa video ceramah beliau, dapat dilihat di The Deen Show. Video untuk ceramahnya dengan topik trinitas klik disini. Dan klik disini untuk topik Yesus Kristus bukan tuhan.

Dulunya, ia seorang pendeta, Ketua Dewan Gereja Metodis. Peraih Bachelor of Arts (BA) & Master of Divinity (M Div) Universitas Harvard. Pemegang Master of Arts (MA) & Doctor of Psychology (Psy D) Universtas Denver, Amerika Serikat.

Peta Harvard University, Amerika

Ia dibesarkan di tengah penganut Kristen Metodis. Ia terbiasa mendengar dentingan lonceng Gereja Kristen Metodis. Yang 2 blok dari rumahnya.

”Secara rutin saya mengikuti sekolah khusus hingga memasuki tahun kedelapan, selain kebaktian Minggu pagi & sekolah Minggu setiap akhir pekan,” ungkapnya.

Keikutsertaannya Jerald dalam setiap kegiatan Gereja Metodis, berlanjut hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Aktif dalam organisasi kepemudaan Kristen Metodis. Juga kerap mengisi khotbah dalam kebaktian Minggu, khusus bagi anak muda.

Khotbahnya menarik minat komunitas Kristen Metodis di tempat lain. Ia pun diminta khotbah di gereja lain, panti jompo, & di hadapan organisasi-organisasi kepemudaan yang berafiliasi dengan Gereja Metodis. Ia bercita-cita menjadi pendeta.

Ketika diterima di Universitas Harvard, ia mendaftar di kelas perbandingan agama. Ia mengambil bidang keahlian agama Islam.

Ia justru lebih tertarik Budha & Hindu. Dibandingkan Islam, kedua ajaran ini tidak ada kemiripan sama sekali dengan keyakinan yang ia anut.

Untuk lulus, ia harus membuat makalah mengenai konsep wahyu dalam Al-Quran. Ia mulai membaca literatur Islam. Sebagian besar ditulis oleh non-muslim. Ia juga membaca 2 Al-Quran terjemahan Inggris, dalam versi yang berbeda.

Makalah tersebut membuat Harvard memberikan penghargaan Hollis Scholar. Sebuah penghargaan tertinggi bagi mahasiswa jurusan Teologi Universitas Harvard yang berprestasi.

Setelah lulus dari Harvard College 1971, ia mendaftar di Harvard Divinity School. Sekolah tinggi teologi, atas beasiswa Gereja Metodis Amerika. Selama pendidikan, ia juga mengikuti program magang di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston.

[google.com]
Ia lulus 1974 & mendapatkan gelar Master di bidang teologi. Selepas meraih gelar, ia sempat menghabiskan liburan musim panasnya, dengan menjadi pendeta pada 2 Gereja Metodis Amerika, di pinggiran Kansas.

Meninggalkan aktivitas

Berbagai dakwah, dinilainya tidak memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Justru penurunan moralitas, di tengah-tengah kehidupan beragama masyarakat Amerika. Bahkan di gereja.

”2 dari 3 pasangan di Amerika berakhir dengan perceraian, aksi kekerasan meningkat di lingkungan sekolah & di jalanan, tidak ada lagi rasa tanggung jawab & disiplin di kalangan anak muda. 

Yang lebih mencengangkan, di antara para pemuka Kristen ada yang terlibat dalam skandal seks & keuangan. Masyarakat Amerika seakan-akan sedang menuju kepada kehancuran moral,” paparnya.

Ia menyendiri & tidak beraktivitas. Ia terlibat aktif dalam penelitian istri. Mengenai sejarah kuda Arab. Membuat ia & istrinya banyak kontak dengan warga Amerika keturunan Muslim Arab.

Arab Muslim
Pertemuan pertama dengan pria Arab-Amerika ini pada musim panas 1991. Awalnya telepon. Berlanjut ke rumah. Pada kunjungan kali pertama ini, Jamal menawarkan menterjemahkan literatur Arab ke Inggris.

Ketika shalat ashar tiba, sang tamu izin agar diperbolehkan menggunakan kamar mandi & meminjam selembar koran sebagai alas shalat. Apa yang diminta tamunya itu, diambilkan. Dalam hati kecilnya, ia bisa meminjamkan yang lebih baik.

Kali pertama ia melihat gerakan shalat Islam. Aktivitas shalat ashar itu terus ia lihat manakala Jamal & istrinya berkunjung ke rumah mereka seminggu sekali. Hal itu membuat Jerald terkesima.

”Selama di rumah kami, tidak pernah sekalipun ia memberikan komentar mengenai agama yang kami anut. Juga tidak pernah menyampaikan ajaran agama yang diyakininya kepada kami. 

Dia hanya memberikan contoh nyata yang amat sederhana, seperti berbicara dengan suara serendah mungkin jika ada di antara kami yang bertanya mengenai agamanya. Ini yang membuat kami kagum,” ungkapnya.

Dari perkenalannya itu, ia mendapat banyak pelajaran yang tidak didapatkan sebelumnya. Sang tamu telah menunjukkan sebuah pelajaran disiplin, melalui shalat. 

Selain moral & etika, yang diperlihatkan Jamal dalam urusan bisnis & sosialnya serta cara Jamal berkomunikasi dengan kedua anaknya.

”Begitu juga yang dilakukan oleh istrinya menjadi contoh bagi istriku.”

Jerald juga mendapatkan pengetahuan dunia Arab & Islam. Dari Jamal, ia bisa mengetahui sejarah Arab & peradaban Islam. 

Sosok Nabi Muhammad, serta ayat-ayat Al-Quran berikut makna di dalamnya. Setidaknya Jerald meminta kurang lebih 30 menit kepada tamunya untuk berbicara segala aspek seputar Islam. Dari situ dirinya mulai mengenal, apa & bagaimana Islam.

Ia diperkenalkan dengan keluarga Arab lainnya. Di antaranya keluarga Wa el & Khalid. Secara kontinyu, ia berinteraksi sehari-hari dengan komunitas Arab Amerika ini.

Dari interaksi tersebut, ia mendapatkan sesuatu ajaran dalam Islam, yang selama ini tidak ia temui ketika berinteraksi dengan komunitas Kristen. 

Rasa persaudaraan & toleransi. Baru di awal Desember 1992, sebuah pertanyaan mengganjal dalam pikirannya,

”Dirinya adalah pemeluk Kristen Metodis, tapi kenapa dalam keseharian justru bergaul & berinteraksi dengan komunitas Muslim Arab?.”

[google.com]
Komunitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral & etika. Mengedepankan sikap saling menghargai. 

Baik terhadap pasangan masing-masing, anggota keluarga maupun sesama. Kondisi yang hampir tidak ia temukan, dalam masyarakat Amerika.

Tak Terduga
Untuk menjawab keraguannya itu, ia mempelajari Islam melalui Al-Quran. Ia menemukan nilai-nilai yang sesuai hati kecilnya, yang selama ini tidak ia temukan dalam doktrin ajaran Kristen.

Hal itu tidak lantas membuatnya masuk Islam. Ia belum siap melepaskan identitas 43 tahunnya. Berganti muslim.

Bersama istri mengunjungi Timur Tengah, awal 1993. Ketika ia seorang diri, di sebuah restoran yang hanya menyajikan makanan Arab setempat. 

Peta Timur Tengah
 
Sang pemilik restoran, Mahmoud, memergoki dirinya tengah membaca Al-Quran terjemahan Inggris. Tanpa berkata sepatah kata pun, Mahmoud senyum ke arahnya.

Kejadian tak terduga lagi. Istri Mahmoud, Iman, seorang Muslim Amerika, mendatangi mejanya sambil membawakan menu yang ia pesan. Iman berkomentar, buku yang ia baca adalah Al-Quran.

Iman bertanya, apakah ia seorang muslim seperti dirinya. Ia jawab: 

“Tidak”.

Ketika Iman menghampiri mejanya menyerahkan tagihan, tanpa disadarinya ia melontarkan kalimat maaf atas sikapnya. Dan berkata:

”Saya takut menjawab pertanyaan Anda tadi. Namun jika Anda bertanya apakah saya percaya Tuhan itu hanya 1, maka jawaban saya adalah ya. 

Jika Anda bertanya apakah saya percaya Muhammad adalah salah 1 utusan Tuhan, maka jawaban saya akan sama, iya.” 

Mendengar itu, Iman hanya berkata:

Tidak masalah, sebagian orang butuh waktu lama dibandingkan yang lain.”

Ikut-ikutan
Memasuki minggu ke-5 liburannya atau bertepatan masuknya bulan Ramadhan, Maret 1993, untuk kali pertama Jerald & istrinya menikmati suasana lain ibadah Muslim. Ia & istri ikut berpuasa.

Bahkan juga shalat 5 waktu. Bersama-sama temannya yang Muslim & kenalan barunya. Bersamaan dengan berakhirnya liburannya, hidayah akhirnya datang.

Peristiwa penting ini terjadi manakala diajak teman ke Amman, ibukota Yordania.

Saat melintas di jalan di pusat ibukota, tiba-tiba seseorag lelaki tua datang menghampirinya seraya mengucapkan,

“Salam Alaikum” & mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman, serta melontarkan pertanyaan apakah ia seorang Muslim?

Sapaan salam dalam Islam itu membuatnya kaget. Di sisi lain, karena kendala bahasa. Ia bingung, harus menjelaskan dengan cara apa ke orang tua itu. Ia bukan Muslim. Teman juga tidak mengerti bahasa Arab.

Shahadat
Ia merasa dirinya terjebak dalam situasi yang sulit diungkapkan. Pilihannya 2. ‘N’am’ artinya iya atau ‘La’ tidak. Hanya ia yang bisa menentukan pilihan tersebut. Sekarang atau tidak sama sekali.

Setelah berpikir agak lama & memohon petunjuk Allah, ia menjawabnya ‘N’am’. Sejak itu, ia resmi Islam. Beruntung, hidayah juga datang lepada istrinya. Sang istri yang kala itu berusia 33, juga menyatakan diri sebagai Muslimah.

[google.com]
Setelah kepulangannya ke Amerika, salah seorang tetangganya yang juga pendeta,  mendatangi kediamannya & menyatakan ketertarikannya pada Islam. Di hadapannya, tetangganya itu telah berhenti sebagai pendeta Metodis. Berikrar masuk Islam.

Dirks &  istrinya mengucapkan 2  kalimat syahadat. Setelah muslim, ia memperdalam pengetahuannya Islam. Di Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud di Arab Saudi 1998. 1999 umrah & haji.

Cendekiawan
Sekarang, ia dikenal sebagai "Abu Yahya". Ia menjadi salah 1 cendekiawan muslim yang banyak menulis artikel & buku keagamaan. Juga memberikan kuliah Islam di beberapa perguruan tinggi di AS. Aktif dalam organisasi muslim. Seperti ISNA, ICNA & MAS. Aktif menulis buku. Salah 1 karyanya: Salib  di bulan Sabit, & Kepercayaan Ibrahim telah diterbitkan Penerbit ‘Serambi’ Jakarta.


Salah 1 hasil karyanya yang menjadi best seller adalah “The Cross & the Crescent: An Interfaith Dialogue between Christianity & Islam”. (Buku ini dapat diunduh dalam file pdf disini, atau dapat dilihat disini.) 

Selain itu ia juga menulis lebih dari 60 artikel tentang ilmu perilaku, & lebih dari 150 artikel tentang kuda Arab & sejarahnya. 

Beberapa buku karya beliau dapat dibeli di amazon, antara lain:

1. What You Weren't Taught in Sunday School
2. Muslims in American History: A Forgotten …
3. Understanding Islam: A Guide for the …
4. The Abrahamic Faiths: Judaism, …
5. Abraham: The Friend of God
6. Letters to My Elders in Islam
7. Islam Our Choice: Portraits of Modern …[].

[DQ SSugema, http://forum.muslim-menjawab.com;islamreligion.com]
-----------------------------------------------------

Kami tidak membeda-bedakan. Allah berfirman, 

"Katakanlah (hai orang-orang mukmin): 

"Kami beriman kepada Allah & apa yang diturunkan kepada kami, & apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub & anak cucunya, & apa yang diberikan kepada Musa & Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. 

Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka & kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"." [2:136] 

Hanya kepadaNya-lah berserah diri. Allah berfirman, 

"Katakanlah: 

"Kami beriman kepada Allah & kepada apa yang diturunkan kepada kami & yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, & anak-anaknya, & apa yang diberikan kepada Musa, `Isa & para nabi dari Tuhan mereka. 

Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka & hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."" [3:84] 

Cahaya terang. Allah berfirman,  

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) & telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).” [4:174] 

Mengeluarkan dari gelap gulita. Allah berfirman,  

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, & (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, & menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” [5:16] 

Namanya tertulis di dalam Taurat & Injil. Allah berfirman,  

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat & Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf & melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar & menghalalkan bagi mereka segala yang baik & mengharamkan bagi mereka segala yang buruk & membuang dari mereka beban-beban & belenggu-belenggu yang ada pada mereka. 

Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya & mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [7:157]

Quran sebagai cahaya. Allah berfirman,  

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) & tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. 

Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” [42:52]

Cahaya Tuhan. Allah berfirman, 

"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? 

Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." [39:22]

Hanya yang Dia kehendaki. Allah berfirman, 

"Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an & As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. 

Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." [2:269] 

Hanya Allah pemberi petunjuk. Allah berfirman

"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. 

Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)." [2:272] 

Dia melapangkan dada. Allah berfirman, 

Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. 

Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” [6:125]

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi