Bab Ke-41: Ilmu & Memberi Peringatan (Pengajian) pada Waktu Malam
78. Ummu Salamah r.a. berkata, "Nabi
saw pada suatu malam bangun tidur (dengan terkejut 8/90), lalu beliau berkata,
'Mahasuci Allah! (Dan pada satu riwayat disebutkan: Dan beliau mengucapkan
LAAILAAHAILLALLAAH 7/47) Fitnah apakah yang diturunkan [Allah] pada malam ini?
Dan, perbendaharaan (rahmat) apakah yang dibuka?
Bangunkanlah (dalam satu
riwayat: Siapakah yang mau membangunkan) para penghuni kamar [maksudnya
istri-istrinya sehingga mereka menunaikan shalat 7/ 123]. Banyak (dalam satu
riwayat: wahai, banyaknya) orang berpakaian di dunia namun telanjang di
akhirat.'"
[Az-Zuhri berkata, "Hindun[32] mempunyai pakaian sejenis jubah yang kedua lengannya di antara jari jarinya."]
[Az-Zuhri berkata, "Hindun[32] mempunyai pakaian sejenis jubah yang kedua lengannya di antara jari jarinya."]
Bab Ke-42: Berbicara pada Waktu Malam Mengenai Ilmu
79. Abdullah bin Umar r.a. berkata,
"Rasulullah saw shalat isya bersama kami pada akhir hidup beliau [yaitu
pada waktu malam yang orang-orang menyebutnya 'atamah 1/141]. Setelah
mengucapkan salam, maka beliau berdiri [lalu menghadap kepada kami], lalu
bersabda, 'Bagaimana pendapatmu tentang malammu ini? Sesungguhnya pada awal
seratus tahun (yang akan datang) tidak ada yang masih tinggal seorang pun dari
orang yang [pada hari ini 1/149] ada di atas permukaan bumi." [Maka
orang-orang pun ribut membicarakan sabda Rasulullah saw itu. Mereka ramai
membicarakan hadits-hadits tentang seratus tahun ini. Sebenarnya Nabi saw.
hanya bersabda, "Tidak akan tinggal (masih hidup) orang yang pada hari ini
(saat beliau bersabda itu) hidup di muka bumi." Maksudnya bahwa satu
generasi itu akan berlalu (habis)].
Bab Ke-43: Menghapalkan Ilmu
80. Abu Hurairah r.a.
berkata, "Saya hafal dari Nabi saw. dua tempat. Adapun salah satu dari
keduanya, maka saya siarkan (hadits itu) . Seandainya yang lain saya siarkan,
niscaya terputuslah tenggorokan ini."[33]
Bab
Ke-44: Memperhatikan Keterangan Ulama
81. Jarir bin
Abdillah mengatakan bahwa Nabi saw bersabda kepadanya pada waktu mengerjakan
haji Wada', "Diamkanlah manusia!" Lalu beliau bersabda,
"Sesudahku nanti janganlah kamu menjadi kafir, di mana sebagian kamu
memotong leher sebagian yang lain."
Bab
Ke-45: Apa yang Disunnahkan bagi Seorang Alim jika Ditanya, "Manakah
Manusia yang Terpandai", agar Menyerahkan Perihal Ilmu Kepandaian Itu
kepada Allah
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Abbas yang panjang mengenai kisah Khidhir bersama Musa yang tersebut pada [65 - At-Tafsir/ 18 - AsSurah/2 - BAB].")
Bab Ke-46: Orang yang Bertanya Sambil Berdiri kepada Seorang Alim yang Sedang Duduk
82. Abu Musa r.a.
berkata, "Seorang laki-laki (dalam satu riwayat: seorang Arab kampung
3/51) datang kepada Nabi saw., lalu bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah
berperang di jalan Allah itu? Karena salah seorang di antara kami berperang
karena marah & ada yang berperang karena menjaga gengsi. [Ada yang
berperang karena hendak menunjukkan keberanian, & ada yang berperang karena
ingin dipuji orang].
(Dan dalam satu
riwayat disebutkan: Seseorang berperang karena ingin mendapatkan harta
rampasan, seseorang berperang karena ingin mendapatkan popularitas, &
seseorang berperang karena ingin diketahui kedudukannya, maka siapakah gerangan
yang termasuk kategori fi sabilillah?' 3/206). Kemudian beliau bersabda sambil
mengangkat kepalanya & tentunya beliau tidak perlu mengangkat kepala,
melainkan karena orang yang bertanya itu berdiri sedang beliau duduk. Lalu
beliau menjawab, 'Barangsiapa yang berperang agar kalimah Allah menjadi yang
tertinggi (menjunjung tinggi agama Allah), maka dia di jalan Allah Azza wa
Jalla.'"
Bab Ke-47: Bertanya & Memberi Fatwa ketika Melontar Jumrah
(Saya berkata,
"Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya hadits Abdullah
bin Amr yang sudah disebutkan pada nomor 62.")
Bab Ke-48: Firman Allah Ta'ala, "Tidaklah Kamu Diberi Pengetahuan Melainkan Sedikit." (al-Israa': 85)
83. Abdullah (bin Mas'ud) r.a. berkata, "Ketika saya berjalan bersama Rasulullah saw. di [sebagian 8/198] reruntuhan (dalam satu riwayat: kebun 5/228)[34] Madinah, sedang beliau bertelekan pada tongkat dari pelepah kurma yang lurus & halus yang beliau bawa, lewatlah sekelompok Yahudi.
Lalu, sebagian dari
mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Tanyakanlah kepadanya tentang ruh.'
[Lalu yang sebagian itu berkata, 'Apa kepentingan kalian kepadanya?' 5/228],
& sebagian lagi dari mereka berkata, 'Janganlah kamu menanyakannya, agar ia
tidak membawa sesuatu (& dalam satu riwayat: Agar ia tidak memperdengarkan
kepadamu sesuatu 8/144) yang kamu benci.'
Sebagian dari mereka
berkata, 'Sungguh kami akan bertanya kepadanya.' [Lalu mereka berkata,
Tanyakanlah kepadanya!'] Kemudian seorang laki-laki dari mereka berdiri [kepada
beliau] & berkata, 'Wahai Abu Qasim, apakah ruh itu?' Maka, [Nabi saw.
diam, tiada menjawab sama sekali]. Dan dalam satu riwayat: Maka beliau berdiri
sesaat memperhatikan), [sambil bertelekan atas pelepah kurma, sedang saya di
belakang beliau 8/188]. Maka, saya berkata, 'Sesungguhnya beliau sedang diberi
wahyu.' [Saya mundur dari beliau sehingga wahyu selesai turun], lalu saya
berdiri di tempat saya.
Ketika jelas hal itu,
beliau membaca, "Yas-aluunaka'anir-ruuhi,
qulir-ruuhu min amri rabbii, wamaa uutuu minal-'ilmi illaa qaliilaa" 'Mereka
bertanya kapadamu tentang ruh. Katakanlah, 'Ruh itu adalah urusan Tuhanku.' Dan
mereka tidak diberi ilmu melainkan hanya sedikit'. Al-A'masy berkata,
'Demikianlah bacaan kami.'[35]
[Lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, Tadi sudah kami
katakan, jangan tanyakan kepadanya!'].
Bab
Ke-49: Orang yang Meninggalkan Sebagian Ikhtiar karena Khawatir Sebagian Orang
Tidak Memahaminya, Lalu Mereka Terjatuh ke Dalam Sesuatu yang Lebih Berat
(Saya berkata,
"Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya hadits Aisyah
yang akan disebutkan pada [25 -Al Hajj/42 - BAB].")
Bab
Ke-50: Orang yang Mengkhususkan untuk Memberi Ilmu kepada Suatu Kaum &
Tidak kepada Kaum Lain karena Khawatir Kaum Kedua Itu Tidak Dapat Memahaminya
84. Ali r.a. berkata, "Hendaklah kamu menasihati orang lain sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Adakah kamu semua senang sekiranya Allah & Rasul-Nya itu didustakan sebab kurangnya pengertian yang ada pada mereka itu?"[36]
85. Qatadah
mengatakan bahwa Anas bin Malik bercerita bahwa Rasulullah saw. -& Mu'adz
sedang membonceng di atas kendaraan beliau- bersabda, "Hai Muadz". Ia
menjawab, "Ya, wahai Rasulullah, kebahagiaan bagi engkau." Beliau
bersabda, "Hai Mu'adz!" Ia menjawab, "Ya, wahai Rasulullah,
kebahagiaan bagi engkau." (Ia mengucapkannya tiga kali) .
Beliau bersabda,
'Tidak ada seorangpun yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah &
Muhammad adalah utusan Allah dengan betul-betul dari hatinya kecuali orang
tersebut diharamkan oleh Allah dari neraka. "Mu'adz bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah saya tidak memberitahukan kepada manusia, agar mereka
bergembira?" Beliau bersabda, "Kalau begitu, mereka akan menyerah
(tidak berusaha apa-apa)." Mu'adz memberitahukannya ketika meninggal agar
tidak berdosa.
(Dan diriwayatkan dari jalan lain dari Anas, ia berkata, "Diceritakan kepadaku[37] bahwa Nabi saw. bersabda kepada Mu'adz, 'Barangsiapa yang menghadap kepada Allah (meninggal dunia) sedang dia tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya, niscaya dia akan masuk surga." Mu'adz bertanya, "Apakah tidak boleh saya sampaikan kabar gembira ini kepada orang banyak?" Beliau menjawab, "Jangan, saya khawatir mereka akan menyerah (tanpa berusaha [karena salah Paham])"[38]
Bab
Ke-51: Malu dalam Menuntut Ilmu
Mujahid berkata,
"Pemalu & orang sombong tidak akan dapat mempelajari pengetahuan
agama."[39]
Aisyah berkata, "Sebaik-baik kaum wanita adalah kaum wanita sahabat Anshar. Mereka tidak dihalang-halangi rasa malu untuk mempelajari pengetahuan yang mendalam tentang agama."[40]
Aisyah berkata, "Sebaik-baik kaum wanita adalah kaum wanita sahabat Anshar. Mereka tidak dihalang-halangi rasa malu untuk mempelajari pengetahuan yang mendalam tentang agama."[40]
86. Ummu Salamah r.a.
berkata, "Ummu Sulaim [istri Abu Thalhah 1/74] datang kepada Nabi saw lalu
ia berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap
kebenaran. Apakah wanita wajib mandi apabila mimpi (bersetubuh)?' Nabi saw.
bersabda, 'Ya, apabila wanita itu melihat air (mani).' Lalu Ummu Sulaim menutup
wajahnya (& dalam satu riwayat: Maka Ummu Salamah tertawa 4/102) &
berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah wanita itu mimpi (bersetubuh)?' Beliau
bersabda, 'Ya, berdebulah tanganmu (sial nian kamu), dengan apakah anaknya
dapat menyerupainya?")
0 komentar:
Posting Komentar
hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi