Kamis, 20 Maret 2014

Lopez Casanova: Bibel ke Islam


"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." [39:22]
Lopez Casanova lahir & dibesarkan dalam keluarga Protestan taat.  Dalam keluarganya ada beberapa pastor, penginjil, pendeta, & guru. Kedua orangtuanya menginginkan Lopez menjadi pemimpin Kristen. Karenanya, sejak kecil ia dimasukan sekolah Bibel.

Namun, Allah SWT memberinya hidayah. Dalam perjalanan hidupnya Lopez akhirnya menemukan Islam. Ia pun memeluk agama Allah yang dibawa Muhammad SAW, sebagai agama terakhirnya. Perjalanannya menemukan Islam berawal dari Bibel yang dipelajarnya sejak kecil.

‘’Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga Protestan yang relijius yang memungkinkanku mempelajari Bibel. Jika tidak, aku mungkin tidak mampu memahami pesan Islam," ujarnya.

Lopez menjadi seorang Muslimah karena kepercayaan & keyakinannya terhadap Tuhan. 


‘’Itulah yang kemudian membuatku mengakui validitas Islam sebagai agama dari Tuhan." Lalu bagaimana perjalanan spiritualnya dalam menemukan Islam?
                                                                       
                                                                     ***

Lopez tumbuh dalam keluarga yang relijius. Keluarga dari pihak ibu, penganut Kristen Protestan taat. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk & senantiasa hidup dengan perasaan takut Tuhan. Sedangkan keluarga ayahnya Katolik Roma.

Lopez Kristen Protestan. Di sekolah menengah, Lopez bergaul dengan teman-teman Kristen dari berbagai denominasi yang bermacam-macam. Juga berteman dengan Yahudi, juga Saksi Yehovah.

‘’Aku tak pernah menghakimi apa yang mereka yakini, & akupun tidak memiliki ketertarikan terhadap kelompok agama manapun,’’ ujarnya.

Menurut dia, Kristen non-denominasi seperti dirinya selalu diajarkan bahwa "Jika kamu percaya Kristus, maka kamu adalah seorang umat Kristen, & kita semua sama di mata Tuhan, apapun denominasi yang membedakan kita."

Meski ada banyak kepercayaan di sekitarnya, Lopez selalu diyakinkan bahwa hanya ada 1 Tuhan. Menurut Lopez, perbedaan interpretasi & perbedaan versi Bibel yang digunakan umat Kristen, membuat agama tersebut terbagi menjadi beberapa bagian.

Padahal, kata dia, menambah & mengurangi naskah Bibel, dosa! Namun, selalu saja muncul denominasi baru, yang menciptakan versi Bibel yang baru. Untuk itu, ibunya selalu menekankan sejak ia masih kecil, menolak buku-buku agama, pamflet, maupun literatur Kristen dari orang lain.

 "Bibel sudah cukup menjadi rujukan," katanya menirukan ucapan ibunya. 

Seiring perjalanan Lopez dihadapkan pada sebuah kegamangan akan agama yang dianutnya. 

’Aku tidak mengetahui seberapa lama Bibel telah diubah & dimodifikasi. Setiap golongan dalam Kristen selalu mengklaim bahwa golongan merekalah yang benar, sedang yang lainnya salah.”

Sebagai seorang Kristiani, Lopez mempercayai, Kristen adalah kelanjutan Yudaisme. Ia tidak mengenal Islam, waktu itu. Ia pertama kali mendengar nama “Allah” dari pengajarnya di sekolah Bibel. 


"Orang Cina berdoa pada Buddha, & orang Arab berdoa pada Allah." 

Saat itu, ia menyimpulkan bahwa Allah adalah nama sebuah berhala.

                                                                     ***

Kuliah di jurusan Bisnis Internasional membuat Lopez merasa perlu menguasai bahasa asing, untuk menunjang kariernya di masa depan. Atas saran teman kuliahnya, Lopez mempelajari bahasa Arab.

"Temanku beralasan, negara manapun yang memiliki penduduk Muslim menggunakan bahasa Arab karena itu merupakan bahasa asli Al-Quran," katanya.

Saat itu, 2006, Lopez mendengar kata “Al-Quran” untuk pertama kalinya. Di kelas bahasa Arab yang diikutinya, Lopez mengenal banyak mahasiswa Muslim. Mereka umumnya keturunan Timur Tengah yang lahir & besar di AS.

Kelas pertama yang diambilnya pada 2006 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Lopez terkesan dengan amalan puasa yang dilakukan teman-teman Muslimnya. Ia memandangnya sebagai bentuk ketundukan hamba di hadapan Tuhannya.

Lopez pun mencoba berpuasa. Bukan karena tertarik menjadi Muslim, namun semata untuk mengekspresikan ketundukannya sebagai umat Kristen yang taat. 

"Itupun karena puasa juga ada dalam agama Kristen. Yesus pernah berpuasa selama 40 hari," katanya.

Pada bulan Ramadhan itu, seorang teman Muslim memberinya literatur Islam & sekeping Compact Disk (CD) yang ditolaknya. Ia teringat ucapan ibunya, 

"Semua agama yang salah adalah benar menurut kitab mereka." 

Lopez tak tergoda untuk mengenal Islam, agama asing yang salah di matanya.                                                                   
                                                                       ***

Musim panas 2008, Lopez bergabung dengan para misionaris Kristen & melakukan perjalanan ke Jamaika untuk sebuah misi Kristenisasi. Ia & timnya membantu orang-orang miskin di sana. Ia & timnya & berhasil mengkristenkan sekitar 55 ribu orang dalam sepekan.

Peta Negeri Jamaica

Sepulang dari  Jamaika, Lopez berdoa memohon petunjuk. Ia ingin melakukan lebih banyak pengabdian pada Tuhan. 

"Permintaan itu dijawab-Nya dengan memberiku seorang teman Muslim," katanya.

Ia beberapa kali mengajak teman Muslimnya ke gereja, & berpikir bahwa temannya akan terpengaruh & menjadi seorang Kristen sepertinya. Suatu saat, temannya mengatakan bahwa gereja adalah tempat yang bagus, namun ia menyayangkan kepercayaan jamaatnya yang mempercayai Trinitas.

"Sayangnya, temanku salah menguraikan pengertian Trinitas itu. Aku hanya tertawa & meralatnya," kata Lopez. 

Ia sempat  berpikir tentang betapa fatalnya jika ia melakukan hal yang sama. Mengomentari agama lain yang tidak dipahami dengan baik, adalah sesuatu yang dinilainya sebagai ucapan yang kurang berpendidikan.

Ia pun memutuskan mempelajari hal-hal mendasar tentang Islam. Lopez mulai menemukan persamaan antara Kristen & Islam. Itu terjadi ketika ia mengetahui bahwa ternyata Yudaisme, Kristen, & Islam berbagi kisah & nabi. Ketiganya dapat diusut asal muasalnya hingga bertemu di silsilah sejarah yang sama.

"Sebenarnya, lebih banyak persamaan antara Kristen & Islam dibanding perbedaan antara keduanya," kata Lopez.
                                                                         ***

Suatu hari, ia kagum dengan teman Muslimnya yang tidak malu berdoa & shalat di tempat umum, dengan lutut & kepala di atas lantai. 

"Sementara, aku bahkan terkadang malu untuk sekadar menundukkan kepala sambil memejamkan mata (berdoa) saat hendak makan di tempat-tempat umum."

Di lain hari, teman Muslimnya kembali ikut serta pergi ke gereja bersama Lopez. Di tengah perjalanan dengan mobil itu, temannya memohon izin memutar CD Alquran di mobilnya, karena ia sedang mempersiapkan diri untuk shalat.

"Agar sopan, aku mengizinkannya. Selanjutnya aku hanya ikut mendengarkan & menyimaknya," kata Lopez.

Hal yang tidak diduga pun terjadi. Ia masih ingat bagaimana ayat-ayat Al-Quran yang didengarnya memunculkan sebuah perasaan aneh. Perasaan itu berbaur dengan kebingungan yang tak bisa dijelaskan.

"Aku tidak bisa memahami mengapa diriku bisa mengalami perasaan semacam itu terhadap sesuatu di luar Kristen."

Setelah pengalaman di mobil waktu itu, perasaan takut sekaligus ingin tahu ikut menyergapnya. Ia memutuskan melihat isi sebuah DVD berjudul "The Legacy of Prophet Muhammad (Warisan Nabi Muhammad)."

Usai memutarnya, Lopez menangis untuk alasan yang lagi-lagi tak dipahaminya. Ia mengagumi sosok Muhammad SAW & belajar tentang bagaimana menjadi umat yang baik dari sosoknya.

Lopez berkesimpulan, kedisiplinan dalam Islam membuatnya menjadi umat Kristen yang lebih baik, & itu menjadi alasannya untuk terus mempelajari Islam. Keingintahuan Lopez membawanya belajar lebih jauh tentang Islam. Dan ia sampai pada konsep monoteisme.

"Aku berhenti sejenak, karena itu seperti sebuah persimpangan. Aku hanya berniat mempelajari kesamaan Islam & Kristen, sedangkan monoteisme berlawanan dengan konsep Trinitas."

Pada titik sulit itu, ia berusaha tidak terpengaruh oleh siapapun, baik dari Kristen maupun Islam. Sehingga, ia memutuskan mempelajarinya seorang diri. 

Lopez pun membaca seluruh bagian tentang Yesus dalam Bibel, & menelaah kata-kata yang dikutip dari perkataan Yesus. Saat itu, ia menyadari bahwa, ternyata Yesus mengajarkan monoteisme. Bukan Trinitas seperti yang diyakininya sejak lama.

"Di sini aku menemukan bahwa pesan Yesus selaras dengan Islam."

Sampai di situ, Lopez merasa tertipu dengan kecewa. Ia menyadari bahwa segala praktik agama yang diamalkannya bukanlah yang diajarkan Yesus. 

"Yang terjadi adalah aku merasa dibelokkan dari menyembah Tuhan menjadi menyembah Yesus. Aku menjadi paham mengapa ada bagian dari Kristen yang tidak mempercayai Trinitas."

Selesai dengan penjelasan Bibel, Lopez memberanikan diri meminjam salinan terjemahan Al-Quran dari seorang teman Muslim, yang juga mengajarinya cara shalat. Lopez mulai melakukannya 5x sehari untuk belajar, karena ia belum menjadi Muslim.

“Setiap selesai, aku berdoa pada Tuhanku agar mengampuniku karena telah melakukan shalat, seolah aku telah melakukan sesuatu yang salah. Ada pertempuran dalam batinku.”

Setelah beberapa lama pergolakan batin itu dirasakannya, Lopez memutuskan berislam. Namun hingga hari penting itu, ia masih menyimpan perasaan takut. Hingga saat menyetir mobilnya, ia berdoa, 

“Tuhan, lebih baik aku mati & dekat dengan-Mu daripada hidup selama 1 hari namun jauh dari-Mu.”

Lopez berpikir, mengalami kecelakaan mobil lebih baik dialaminya jika menuju Islamic Center San Diego untuk bersyahadat, adalah pilihan yang salah. Ia tiba di tujuan dengan selamat & mengikrarkan keislamannya di hadapan publik.


Peta San Diego, Amerika Serikat
Jumat itu, 28 Agustus 2008, beberapa hari menjelang Ramadhan, Lopez memeluk Islam. 

"Sejak itu, aku adalah seorang Muslim yang bahagia, yang mencintai shalat & puasa. Keduanya mengajarkanku kedisiplinan sekaligus ketundukan kepada Tuhan."

[14010052Heri Ruslan; 16102013; republika.co.id]
-----------------------

"Katakanlah (hai orang-orang mukmin): 

"Kami beriman kepada Allah & apa yang diturunkan kepada kami, & apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub & anak cucunya, & apa yang diberikan kepada Musa & Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. 

Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka & kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"." [2:136]

Kafir, Allah berfirman,

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku & Tuhanmu" 

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, & tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. 

Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

"Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. 

Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). 

Katakanlah: 

"Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepadamu & tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [5:72-76]

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi