Selasa, 17 Maret 2015

Ali bin Abi Thalib ra., Sepupu Menantu Nabi

Sifat-sifat Fisik


Ali bin Abi Thalib ra. lahir sekitar 13 Rajab. Atau 23 tahun sebelum Hijriah atau tahun masehi 599M. Kemudian beliau wafat pada 21 Ramadhan 40 Hijriah atau tahun masehi 661M.

Ali bin Abi Thalib ra. adalah satu di antara seorang yang memeluk Islam awal.


Beliau juga masih keluarga Nabi Muhammad saw, putra paman nabi Abu Thalib. Beliau khalifah ke 4, atau terakhir Khulafaur Rasyidin. Beliau sepupu Nabi. Kemudian, beliau menikah dengan Fatimah az-Zahra, putri Nabi, artinya juga menantu Nabi.

Ali bin Abi Thalib ra. lahir di Mekkah, Hejaz, tanah Arab. Beberapa sejarawan menyebut Ali lahir 10 tahun sebelum Muhammad diangkat Allah sebagai nabi. Yaitu sekitar 599 Masehi.

Kaum Syi'ah mempercayai, Ali lahir di dalam Ka'bah. Usia Ali dibandingkan Nabi Muhammad saw, orang masih berselisih. Ada yang menyebut berbeda 25 tahun, ada yang 27 tahun, atau 30 tahun & 32 tahun.

Nama aslinya, Haydar bin Abu Thalib. Haydar berarti  singa. Itu harapan keluarga paman Nabi, Abu Thalib, agar mewarisi & menjadi tokoh pemberani & disegani kaumnya, Quraisy Mekkah. 

Nabi memanggilnya Ali.  Artinya  tinggi (derajat di sisi Allah). Ibu Ali adalah Fatimah binti Asad. Sementara Asad, adalah anak Hasyim. Inilah yang menjadikan Ali, keturunan Hasyim baik dari garis bapak & ibu.

Fatimah binti Asad yang melahirkan bayi laki-laki ini, banyak memberi hiburan kepada Nabi. Karena, tiadanya Nabi memiliki anak laki-laki. Dengan alasan uzur & faqirnya keluarga paman Nabi, Nabi bersama istri tercinta Khadijah, mengasuh & menjadikannya putra angkat. 

Juga balas jasa Nabi kepada pamannya, Abu Thalib. Yang juga telah mengasuh Nabi sejak kecil hingga dewasa. Itu artinya, sejak balita Ali sudah dalam bimbingan Nabi yang mulia.

Ali bin Abi Thalib ra. anak yang cepat matang. Wajahnya menampakkan kematangannya. Kuat & tegasa. Ketika usia pemuda, Ali sudah berperan penuh dalam dakwah Islam. 

Peristiwa yang tercatat dalam sejarah adalah, keikhlasannya Ali mengantikan Rasulullah saat hijrah. Ali tidur berperan sebagai Nabi, sehingga ketika Nabi sudah pergi orang Quraisy yang mengepunya, mengira Nabi masih tidur.

Ali juga ikut perang. Seperti perang Al Ahzab, Ali juga yang menembus benteng Khaibar. Pantaslah Ali mendapat julukan pahlawan Islam pertama.

Perawakan Ali bin Abi Thalib ra. sedang. Antara tinggi & pendek. Perutnya agak menonjol, pundaknya lebar, lengannya berotot, seakan sedang mengendarai singa. 

Lehernya berisi, bulu jenggotnya lebat, matanya besar. Wajahnya tampan, kulitnya agak gelap, postur tubuhnya tegap & proporsional. Tubuhnya kokoh, seakan dari baja.

Jalannya seperti Rasul,  seakan-akan sedang turun dari ketinggian. Gambaran Ali ini seperti dalam kitab Usudul Ghaabah fi Ma'rifat ash Shahabah: 

Ali bin Abi Thalib ra. bermata besar, berkulit gelap, berotot kokoh, berbadan besar, berjenggot lebat, bertubuh agak pendek, sangat fasih berbicara, berani, pantang mundur, dermawan, pemaaf, lembut dalam berbicara, & halus perasaannya.

Bila Ali bin Abu Thalib dipanggil berduel di medan perang, ia segera maju tanpa gentar. Ambil perlengkapan perangnya, & menghunuskan pedang. Kemudian, menjatuhkan musuhnya dalam beberapa langkah. 

Seperti singa, ketika maju menerkam mangsanya. Ali akan bergerak bagai kilat. Tangkas menyergap. Membuat lawan, tak berkutik.

Itu sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat kejiwaannya, Ali sosok sempurna. Penuh kemuliaan. Karena didikan Nabi sejak kecil. Sifat keberaniannya, perlambang kesatria saat itu. Ketika Ali menghadapi lawan di peperangan, ia akan mengalahkannya.

Sifat-sifat Rohani


Ali bin Abi Thalib ra. seorang yang taqwa, enggan dalam perkara syubhat, & tidak pernah melalaikan syari'at. Zuhud, & hidup dalam kesederhanaan. Ia makan berlaukkan cuka, minyak & roti kering yang dipatahkan dengan lututnya. Pakaian kasar, sekadar menutupi tubuh saat panas, & menahan dingin kala dingin.

Sifatnya, penuh hikmah. Ali berhati-hati, walau dalam perkara yang ia lihat benar & memilih tidak mengatakan terus terang, jika itu akan membawa mudharat bagi umat. 

Ia menempatkan pada tempatnya. Berusaha seirama dengan rekan-rekan pembawa panji dakwah. Seperti keserasian butiran-butiran air di lautan.

Sikap Ali lembut, banyak orang melihatnya bergurau. Padahal itu suatu bagian sifat kesempurnaan. Melihat yang ada di balik sesuatu & memandang kepada kesempurnaan. Ia menginginkan agar realitas yang tidak sempurna berubah menjadi lurus & meningkat ke arah kesempurnaan.

Ia terkenal kefasihannya. Ucapan-ucapannya mengandung nilai-nilai sastra Arab yang jernih & tinggi. Baik dalam peribahasa maupun hikmah. Ia mengutip redaksi Al Quran & hadits Rasulullah. Ini membuat dirinya di puncak kefasihan bahasa & sastra Arab.

Ali loyal pada pendidiknya, Nabinya, juga Rabbnya. Ali sangat berbuat baik kepada kerabatnya & mementingkan istrinya yang pertama, Fathimah az Zahra. Ali berusaha memberikan yang baik & indah pada orang yang ia senangi, kerabatnya atau kenalannya.

Pendiriannya teguh. Tokoh yang namanya terpatri harum dalam sejarah. Pantang mundur membela prinsip & sikap. Banyak yang menuduhnya bodoh berpolitik, tipu daya bangsa Arab, & dalam melembutkan sikap musuh, sehingga kesulitan berkurang.

Kemampuan sebenarnyanya, jauh di atas praduga yang salah. Ia tahu apa yang diinginkannya & menginginkan apa yang ia tahu. Di samping kemanusiaannya, Ali adalah gunung kokoh, mencengkeram bumi.

Riwayat-riwayat lama seperti Ibnu Ishaq menjelaskan, Ali adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu, ketika Nabi menerima wahyu. Atau orang ke-2 setelah Khadijah istri Nabi. Saat itu, usia Ali sekitar 10 tahun.

Saat remaja setelah wahyu turun, Ali belajar langsung kepada Nabi. Karena psosisinya sebagai anak asuh. Selalu dekat dengan Nabi hingga Ali menjadi menantu Nabi, dengan menikahi Fatimah az-Zahra.

Inilah bukti bagi sebagian kaum Sufi, ada pelajaran-pelajaran tertentu masalah ruhani. Yang dikenal dengan Tasawuf, yang diajarkan Nabi khusus kepada Ali.

Nabi langsung mendidik Ali sejak kecil. Dalam semua aspek ilmu Islam. Baik zhahir atau syariah & bathin atau tasawuf menggembleng Ali menjadi pemuda yang sangat cerdas & berani.

Usai hijrah & tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan Fatimah az-Zahra, putri kesayangan Nabi. Nabi menimbang, Alilah yang paling tepat dalam banyak hal. Nasab serumpun (Bani Hasyim), paling dulu percaya kenabian (setelah Khadijah), selalu belajar di bawah Nabi & banyak hal lain.

Ketika Nabi menemukan Ali menantunya, Ali sedang tidur. Bagian atas pakaiannya tersingkap & debu mengotori punggungnya. Nabi lalu duduk & membersihkan punggung Ali:

"Duduklah wahai Abu Turab, duduklah."



"Turab" artinya debu atau tanah (Arab). Julukan ini julukan yang paling disukai Ali. [google]

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi