Senin, 10 Maret 2014

Kitab Haji #1/7



Bab 1: Wajib Haji & Keutamaannya, & Firman Allah, "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."(Ali Imran: 97)

750. Abdullah bin Abbas r.a. berkata, "Al-Fadhl bin Abbas mengiringi Rasulullah, lalu datang seorang wanita dari Khats'am. Kemudian al-Fadhl melihat kepadanya & wanita itu melihat Fadhl. Lalu, Nabi mengalihkan wajah al-Fadhl ke arah lain. 

Wanita itu berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah mewajibkan hamba-Nya untuk haji. Ayahku terkena kewajiban itu, namun ia sudah tua bangka, tidak kuat duduk di atas kendaraan. Apakah saya menghajikannya?' Beliau menjawab, 'Ya.' Hal itu pada Haji Wada'."
 

Bab 2: Firman Allah, "Niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki & mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka." (al-Hajj: 27-28)

751. Ibnu Umar r.a. berkata, "Saya melihat Rasulullah mengendarai kendaraannya di Dzul Hulaifah. Kemudian beliau membaca talbiyah dengan suara keras sehingga kendaraan itu berdiri tegak."

752. Jabir bin-Abdullah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah memulai ihram dari Dzul Hulaifah. Yaitu, ketika beliau telah siap berada di atas kendaraan beliau. Diriwayatkan oleh Anas & Ibnu Abbas.[1]
 

Bab 3: Melakukan Haji dengan Naik Kendaraan
 
Umar r.a. berkata, "Pergilah dengan berkendaraan untuk mengerjakan ibadah haji. Sebab, sesungguhnya haji itu adalah salah satu dari dua macam jihad."[2]
 
753. Abu Tsumamah bin Abdullah bin Anas berkata, "Anas menunaikan haji di atas kendaraan, & ia itu bukan orang yang pelit. Ia menceritakan bahwa Rasulullah menunaikan haji dengan naik kendaraan. Kendaraan itulah yang mengangkut beliau & barang-barang beliau."

(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan secara bersanad juga secara mu'allaq bagian dari hadits Aisyah yang tertera pada nomor 178 di muka.")


Bab 4: Keutamaan Haji Mabrur
 
754. Abu Hurairah r.a. berkata, "Nabi ditanya, 'Amal apakah yang lebih utama?' Beliau bersabda, 'Iman kepada Allah & Rasul-Nya.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Berjuang di jalan Allah.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Haji yang mabrur.'"

755. Aisyah Ummul Mukminin r.a. berkata, "Wahai Rasulullah, kami melihat bahwa jihad (berperang) itu seutama-utama amal, apakah kami tidak perlu berjihad?" Nabi saw. bersabda, 'Tidak, bagi kalian jihad yang paling utama adalah haji mabrur." (Dalam satu riwayat: Rasulullah ditanya oleh istri-istri beliau tentang haji, lalu beliau bersabda, "Sebaik-baik jihad adalah haji." 3/221)

756. Abu Hurairah r.a. berkata, "Saya mendengar Nabi bersabda, 'Barangsiapa yang haji (ke Baitullah 2/209) karena Allah, ia tidak berkata porno & tidak fasik (melanggar batas-batas syara'), maka ia pulang seperti hari ketika dilahirkan oleh ibunya.'"


Bab 5: Ketentuan Miqat-Miqat Ibadah Haji & Umrah
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya bagian dari hadits Ibnu Umar yang tercantum pada nomor 88 di muka.")
 

Bab 6: Firman Allah, "Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa." (al-Baqarah: 197)
 
757. Ibnu Abbas r.a. berkata, "Penduduk Yaman pergi haji & mereka tidak menyiapkan bekal apa pun untuk perjalanan mereka. Bahkan, mereka berkata, 'Kita semua bertawakal kepada Allah.' Apabila mereka telah tiba di Mekah, mereka meminta-minta kepada orang banyak. Kemudian Allah menurunkan ayat yang berbunyi, 'Berbekallah, & sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.'"


Bab 7: Tempat Ihram Penduduk Mekah Untuk Haji & Umrah
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Abbas yang akan disebutkan sesudah bab berikut ini.")
 

Bab 8: Miqat Penduduk Madinah & Mereka Tidak Boleh Memulai Ihram Sebelum Berada Di Dzul Hulaifah[3]
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Umar yang disebutkan pada dua bab sebelum ini.")
 

Bab 9: Permulaan Tempat Ihram Penduduk Syam
 
758. Ibnu Abbas r.a. berkata, "Rasulullah telah menetapkan miqat (tempat mulai berihram haji atau umrah), yaitu bagi orang Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dari al-Juhfah, orang Najed dari Qarnul Manazil, orang Yaman dari Yalamlam, itu semua bagi mereka & bagi orang-orang yang dari tempat-tempat itu walaupun bukan penduduk tempat itu, yang akan ihram haji atau umrah. Adapun orang-orang yang tempatnya lebih dekat ke Mekah dari tempat-tempat itu, maka ihramnya dari tempat tinggalnya (dalam satu riwayat: dari mana saja ia datang). Begitulah, sehingga penduduk Mekah berihram & talbiyah dari Mekah."
 

Bab 10: Permulaan Tempat Ihram Ahli Najed

(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar yang diisyaratkan di muka.")


Bab 11: Permulaan Tempat Ihram Orang yang Tidak Berada Pada Miqat-Miqat yang Tertentu
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Abbas yang diisyaratkan di muka.")


Bab 12: Permulaan Tempat Ihram Penduduk Yaman
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan hadits Ibnu Abbas yang diisyaratkan di atas.")
 

Bab 13: Zatu Irqin Untuk Penduduk Irak
 
759. Ibnu Umar r.a.. berkata, "Setelah ke dua negeri ini (Kufah & Bashrah) dikalahkan (menyerah), mereka datang kepada Umar & berkata, 'Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Rasulullah telah menentukan Qarn untuk tempat ihram orang-orang dari Najed. Tetapi, Qarn itu menyimpang dari jalan kami. Sedangkan, kalau kami pergi ke Qarn lebih dahulu, tentu akan menyulitkan bagi kami.' Umar berkata, 'Telitilah tempat yang sejajar dengan Qarn itu di jalan yang kamu lalui.' Maka, ditetapkannya Zatu Irqin untuk mereka."


Bab 14: Keluarnya Nabi Melalui Jalan Syajarah
 
760. Abdullah bin Umar r.a. mengatakan bahwa Rasulullah keluar dari jalan Syajarah & masuk dari jalan Mu'arras. Sesungguhnya Rasulullah apabila berangkat ke Mekah, beliau shalat di masjid Syajarah. Apabila beliau pulang, maka beliau shalat di Dzul Hulaifah di Bathnul Wadi, & bermalam sehingga pagi.


Bab 15: Sabda Nabi , "Al-'aqiq Adalah Lembah yang Diberkahi."
 
761. Umar r.a. berkata, "Saya mendengar Rasulullah di Wadil 'Aqiq bersabda, 'Tadi malam datang kepadaku utusan dari Tuhanku, ia berkata, 'Shalat lah di lembah yang diberkahi ini, & ucapkanlah, 'Umrah dalam (& dalam satu riwayat: & 8/155) haji (Ihram umrah & haji bersama-sama).'"

762. Musa bin Uqbah dari Salim bin Abdullah (Ibnu Umar) dari ayahnya dari Nabi, bahwa ia berkata, "Nabi pernah menerima wahyu ketika beliau sedang istirahat dalam suatu perjalanan di perut lembah di Dzul Hulaifah. Diwahyukan kepada beliau, 'Sesungguhnya engkau sedang berada di Bath-ha' yang diberkahi.' Salim menghentikan kami di tempat pemberhentian yang Abdullah pernah berhenti di situ, mencari tempat berhentinya Rasulullah. Letaknya ialah di bagian bawah dari masjid yang ada di pertengahan lembah yang ada antara mereka dengan jalan. Yakni, pertengahan antara tempat yang disebutkan itu.


Bab 16: Membersihkan Wangi-Wangian dari Pakaian Sebanyak Tiga Kali
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ya'la yang akan disebutkan pada "26-AL-UMRAH / 10'.")


Bab 17: Wangi-Wangian Ketika Ihram & Pakaian yang Dipakai Ketika Akan Berihram, Perihal Menyisir Rambut & Menggunakan Minyak

Ibnu Abbas r.a. berkata, "Orang yang sedang ihram boleh mencium wewangian, bercermin, & berobat dengan apa yang biasa ia makan seperti minyak & samin."[4]

Atha' berkata, "Boleh memakai cincin & mengenakan kain yang berkantong."[5]
 
Umar r.a. melakukan thawaf ketika sedang ihram, sedangkan ia mengikat perutnya dengan kain.[6]
 
Aisyah r.a. tidak menganggap bersalah terhadap orang-orang yang hanya mengenakan simpak (cawat) ketika menjalankan sekedupnya.[7]
 
763. Manshur dari Sa'id bin Jubair, berkata, "Ibnu Umar memakai minyak,[8] lalu hal itu kuberitahukan kepada Ibrahim.[9] Lalu, Ibrahim berkata, 'Jika engkau tidak menyetujui itu, maka bagaimanakah pendapat engkau perihal ucapan Ibnu Umar yang menyatakan, 'Aku diberi tahu oleh Aswad dari Aisyah, ia berkata, 'Seakan-akan aku dapat melihat (& dalam satu riwayat: Aku mengenakan wewangian pada Rasulullah ketika beliau hendak ihram 7/61) (dengan parfum yang paling wangi yang beliau miliki, hingga aku dapati 7/60) mengkilatnya minyak wangi pada dahi Nabi (& jenggotnya) ketika beliau berihram.'"

764. Abdur Rahman ibnul-Qasim (orang yang paling utama pada zamannya 2/195) dari ayahnya (orang yang paling utama pada zamannya) Aisyah istri Nabi, ia berkata, "Saya mengenakan minyak wangi kepada Rasulullah (& dia membentangkan kedua tangannya), (dengan kedua tanganku ini) (dengan suatu jenis harum-haruman pada waktu haji wada' 7/61) untuk ihram ketika beliau berihram, & pada waktu halal setelah beliau tahalul (di Mina 7/60) sebelum beliau thawaf di Baitullah (& dalam satu riwayat: sebelum thawaf ifadhah)."


Bab 18: Orang yang Memulai Ihram dengan Mengikat Rambut
 
765. Dari Salim dari ayahnya (Ibnu Umar) r.a., ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah membaca talbiyah dengan suara keras dengan mengikatkan kain di kepalanya sambil mengucapkan (& dalam satu riwayat: Bahwa bacaan talbiyah Rasulullah 2/147):


'Labbaika Allahumma labbaik, laa syariika laka labbaik, innal-hamda wan-ni'mata laka wal-mulka, laa syariika laka'
'Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji & nikmat adalah kepunyaan-Mu, demikian pula kekuasaan, tiada sekutu bagi-Mu (dengan tidak menambah kalimat lain dari ini. 7/59)'."
 

Bab 19: Memulai Ihram di Masjid Dzul Hulaifah
 
766. Salim bin Abdullah mendengar ayahnya berkata, "Rasulullah tidak membaca talbiyah dengan suara keras melainkan dari sisi masjid, yakni masjid Dzul Hulaifah."
 

Bab 20: Pakaian yang Tidak Boleh Dikenakan Oleh Orang yang Berihram
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Umar yang tersebut pada nomor 89 di muka.")


Bab 21: Naik Kendaraan & Membonceng di Belakang Ketika Mengerjakan Haji
 
767. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Usamah membonceng Nabi dari Arafah sampai Mudzalifah. Kemudian beliau memboncengkan al-Fadhl dari Mudzalifah sampai ke Mina. Ia, berkata, "Nabi selalu membaca talbiyah dengan suara keras sehingga beliau melempar jumrah Aqabah."
 

Bab 22: Pakaian yang Boleh di Pakai Oleh Orang Berihram, Selendang & Kain Panjang
 
Aisyah r.a. mengenakan pakaian yang dicelup warna kuning ketika dia sedang ihram.[10]

Aisyah berkata, "Janganlah menutup hidung/muka dengan kain, janganlah memakai cadar, janganlah mengenakan pakaian yang dicelup dengan waras,[11] & jangan mengenakan pakaian yang dicelup dengan za'faran."[12]

Jabir berkata, "Saya tidak melihat kain yang dicelup kuning itu sebagai wewangian."[13]

Aisyah memandang tidak terlarang mengenakan perhiasan, kain hitam, merah mawar, & mengenakan khuf (kaos kaki) bagi wanita.[14]
 
Ibrahim berkata, 'Tidak mengapa orang yang berihram mengganti pakaiannya."[15]

768. Abdullah Ibnu Abbas r.a berkata, "Nabi berangkat dari Madinah setelah bersisir & meminyaki rambut, & mengenakan kain & selendang. Beliau tidak melarang sedikit pun dari selendang & kain kecuali yang dicelup dengan za'faran yang za'faran itu melekat di kulit. Beliau memasuki waktu pagi di Dzul Hulaifah, & beliau mengendarai kendaraan beliau. Sehingga, beliau tinggal di Baida'. Beliau & para sahabat membaca talbiyah (untuk haji 2/35), & beliau mengalungi unta beliau. 


Demikian itu lima hari (dalam satu riwayat: pagi hari keempat) terakhir Dzulqai'dah, lalu beliau tiba di Mekah pada empat malam (dalam satu riwayat: pagi hari keempat) dari bulan Dzulhijjah, lalu beliau melakukan thawaf di Baitullah. Beliau melakukan sa'i antara Shafa & Marwah. Beliau tidak bertahalul karena unta beliau, karena beliau telah mengalunginya. Kemudian beliau singgah di daerah atas Mekah di Hajun di mana beliau membaca talbiyah untuk haji. 

Beliau tidak mendekati Ka'bah setelah thawaf di sana sehingga beliau pulang & Arafah, & menyuruh para sahabat untuk thawaf di Baitullah & (sa'i) antara Shafa & Marwah. Kemudian mereka mencukur sebagian kepala mereka, & bertahalul. (Dalam riwayat lain: Lalu beliau memerintahkan mereka menjadikannya sebagai umrah), & yang demikian itu bagi yang tidak membawa unta yang dikalungi. Bagi orang yang bersama istrinya, maka istrinya itu halal baginya. Halal juga harum-haruman serta pakaian."


Bab 23: Orang yang Bermalam di Dzul Hulaifah Sampai Pagi Hari
 
Demikian dikatakan oleh Ibnu Umar dari Nabi'saw.[16]
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas yang akan disebutkan sesudah tiga bab lagi.")

 
Bab 24: Mengeraskan Suara pada Waktu Memulai Ihram
 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Anas yang diisyaratkan di muka.")


Bab 25: Talbiyah
 
769. Aisyah r.a. berkata, "Sungguh aku mengetahui bahwa Nabi mengucapkan talbiyah, yaitu:


'Labbaikallaahumma labbaika, labbaika laasyariika laka labbaika, innal hamda wanni'mata laka'
'Kami penuhi pangilan-Mu, ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu. Kami penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, kami penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji & kenikmatan adalah bagi-Mu'."

[Sumber: Ringkasan Shahih Bukhari - M. Nashiruddin Al-Albani - GIP; HaditsWeb]

Lanjutan tulisan di atas, dapat dilihat dilink berikut:

  1. Kitab Haji #1/7
  2. Kitab Haji #2/7
  3. Kitab Haji #3/7
  4. Kitab Haji #4/7
  5. Kitab Haji #5/7
  6. Kitab Haji #6/7
  7. Kitab Haji #7/7

0 komentar:

Posting Komentar

hanya komentar yang baik, menyejukkan, mencerdaskan, menginspirasi